739 Anak di Jakarta Idap HIV AIDS, Ibu Hamil Belum Otomatis Menularkan - Tribunjakarta.com
Laporan Wartawan TribunJakarta.com Elga Hikari Putra
TRIBUNJAKARTA.COM, MENTENG - Kasus anak pengidap HIV AIDS di DKI Jakarta rupanya cukup tinggi.
Pengelola Program Pengendali HIV dan Infeksi Menular Seksual (IMS) Sudin Kesehatan Jakarta Selatan, Dokter Ratia Ayuningtyas mengatakan, hingga saat ini tercatat ada 739 anak di Jakarta terpapar HIV AIDS.
"Yang sedang kita rawat ada 739. Yang positif belum diperiksa juga ada atau sudah diperiksa tapi belim minum obat juga ada," kata Ratia di acara diskusi HIV AIDS dalam memperingati Hari Anak Nasional di kawasan Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Kamis (20/7/2023).
Ratia mengatakan, dari jumlah tersebut, 48 anak diantaranya diketahui terpapar HIV AIDS pada pemeriksaan yang dilakukan pada Januari sampai Maret 2023.
"Tapi yang sudah diterapi 39 anak. Jadi kita masih ada PR 9 orang lagi yang belum diterapi," kata dia.
Berdasarkan data Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi (KPAP) DKI Jakarta mencatat ada sebanyak 79.628 warga pengidap HIV AIDS di Jakarta.
Dari total tersebut, ada 237 ibu hamil yang diketahui pengidap HIV.
Dimana 180 diantaranya sudah mendapat pengobatan ARV (anti Retro Viral).
Dimana dari 180 ibu hamil itu yang mendapat pengobatan ARV, ada sembilan bayi dinyatakan terpapar HIV AIDS.
Ibu Hamil Tak Otomatis Tularkan HIV AIDS
Ratia mengatakan bahwa ibu hamil yang terpapar HIV AIDS tak otomatis menularkan penyakit itu kepada bayi yang dilahirkannya.
"Kalau kita mengetahui ada ibu hamil menderita HIV, yg pertama kita berikan itu adalah AVR," kata dia.
Dijelaskannya jika dalam enam bulan kandungan status HIV yang ada di tubuh ibu hamil bisa tersupresi maka yang bersangkutan bisa melahirkan dengan normal.
"Jadi kalau mau cesar atau bukan itu tergantung dari kondisi kebidanannya, bukan karena ibu HIV itu harus lahiran cesar," ujarnya.
Ratia menjelaskan, khusus untuk bayi yang lahir dari ibu pengidap HIV AIDS memang harus langsung diberikan obat maksimal sebelum 3x24 jam.
"Setelah lahir bayinya itu harus minum obat profilaksis HIV, nah itu yang diminum itu selama 6 minggu.
Dosisnya tergantung berat badan. Dosis pertama harus diminum dalam 72 jam pertama atau sebelum 3x 24 jam, paling bagus itu di bawah 12 jam," tuturnya.
Ratia menambahkan, untuk ibu pengidap HIV AIDS memang tidak dianjurkan untuk memberikan Air Susu Ibu (ASI) kepada bayinya jika tidak benar-benar dalam kondisi tersupresi.
"Karena meningkatkan resiko penularan," ujar dia.
Baca artikel menarik lainnya TribunJakarta.com di Google News
Komentar
Posting Komentar