Aksi Swadaya Warga Jaga Pelintasan Sebidang di Kebayoran Lama
:extract_focal()/https%3A%2F%2Fimg2.beritasatu.com%2Fcache%2Fberitasatu%2F960x620-3%2F2023%2F07%2F1690300651-4032x3024.webp)
Jakarta, Beritasatu.com - Pelintasan sebidang kereta api masih banyak ditemukan tersebar di beberapa wilayah di DKI Jakarta. Salah satunya terdapat di kawasan Kebayoran Lama.
Pelintasan sebidang berpalang manual ini dijaga oleh petugas dari masyarakat setempat yang tergabung dalam komunitas Jagaraya. Sebut saja, Weawei, pria paruh baya ini mengaku tergerak untuk membantu menjaga palang pintu pelintasan karena memikirkan keselamatan para pengguna jalan.
"Kita yang namanya jaga buat kepentingan kita bersama, takut ada kejadian yang aneh-aneh," ujar Weawei kepada BTV
Weawei mengatakan bahwa sebetulnya pelintasan sebidang tersebut awalnya tidak berpalang. Namun seiring berjalannya waktu, warga setempat memilih untuk mengumpulkan biaya secara sukarela demi membuat palang pelintasan kereta manual.
"Biaya dari sini saja orang-orang yang tinggal di sini saja biaya secara sukarela," kata dia.
Pelintasan sebidang ini dikatakan Weawei dijaga oleh sekitar 20-25 orang secara bergantian setiap satu jam sekali selama 24 jam. "Kalau saya di sini ada waktunya juga ada si A si B nanti bergilir aja gantian siapa waktunya saya saya waktunya si A si A," sebutnya.
Weawei menuturkan kereta api yang lewat waktunya tidak menentu tetapi biasanya setiap lima menit sekali dan berlangsung hingga tengah malam. Bahkan, setelah pukul 00.00 WIB pun setelah kereta listrik telah selesai beroperasi masih ada kereta api yang lewat namun hanya lokomotif-lokomotifnya saja yang membawa batu bara.
Menurut Weawei, selama dia secara sukarela berjaga di pelintasan tersebut dia menemui beragam jenis pengendara yang lewat.
"Yang namanya pengendara ya ada yang arogan dibilangin juga tetep seenaknya saja. Padahal ini buat keselamatan dia sendiri. Kadang-kadang sudah kita ingatkan tetapi dia tetap menerobos. Motor atau kendaraan yang lain sama saja kadang yang namanya ngeyel ya ngeyel," jelas Weawei.
"Kadang kadang yang namanya orang mabuk ngelantur ada aja yang menabrak posnya, larinya ke jalan yang lain," lanjut dia.
Weawei menyebut mereka tidak berharap apa pun dari pemerintah terkait pelintasan sebidang tersebut. Kendati demikian, dia berharap regulator menambah rambu-rambu lalu lintas maupun palang pintu otomatis namun tidak menghilangkan pekerja yang sudah berjaga selama ini.
"Iya mintanya begitu, cuma yang jaga tetap warga di sini bukan pemerintah yang dari PT KAI, kita mintanya begitu doang," imbuh dia.
Saksikan live streaming program-program BTV di sini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar