Antraks di Semanu karena Warga Makan Daging Sapi yang Dikubur, Begini Penjelasan Kepala Dusun - Harian Jogja

 

Antraks di Semanu karena Warga Makan Daging Sapi yang Dikubur, Begini Penjelasan Kepala Dusun

Triyo Handoko
05 Juli 2023 - 18:57 WIB
Ilustrasi. - Harian Jogja
Ilustrasi. - Harian Jogja

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Warga Jati, Kalurahan Candirejo, Kapanewon Semanu membantah penyebab meninggalnya warga di wilayah mereka yang diduga karena antraks lantaran mereka mengonsumsi daging sapi yang sudah mati dan sudah dikubur.

Kepala Dusun Jati, Yulianus Sugeng Ariyanto menjelaskan empat ekor sapi yang mati lalu disembelih pada Mei lalu tidak ada yang sampai dikubur.

“Mei kemarin yang sapi mati lalu disembelih dan dikonsumsi tidak ada yang sampai dikubur, apalagi sampai menggali kubur. Semuanya mati di kandang lalu disembelih warga, tidak dikubur,” tegas Sugeng, Rabu (5/7/2023).

Sugeng menyebut penyembelihan sapi yang sudah mati dilakukan atas inisiatif warga sendiri untuk meringankan kerugian pemilik sapi. “Semuanya inisiatif warga tidak ada paksaan dari siapa pun, penyembelihannya juga tidak berjarak lama setelah sapi mati. Tidak ada yang sampai dikubur,” terangnya.

Inisiatif warga untuk mengonsumsi sapi yang disembelih setelah mati karena sikap solidaritas. “Sapi di sini itu tabungan, kalau mati maka tabungan habis. Pemiliknya kan jadi rugi, oleh sebab itu sapi yang mati itu dibeli dengan harga sukarela oleh warga, tanpa ada paksaan,” katanya.

Kebiasaan bersolidaritas antarwarga saat ada sapi yang mati itu, jelas Sugeng, sudah terjadi sejak lama. “Sudah sejak simbah buyut bukan kemarin sore, ya ini akan jadi pembelajaran kami untuk lebih berhati-hati,” ujarnya.

Sugeng menyebut memang pernah ada sapi mati lalu dibuatkan lubang untuk dikubur, tetapi tidak jadi karena dibeli warga. “Tidak sampai dikubur, apalagi sampai menggali kuburan sapi. Itu terjadi November 2022, tahun lalu dan bukan Mei kemarin, sejak November itu tidak ada yang meninggal atau sakit. Kasus penularan antraks ke manusia di wilayah kami kan Mei kemarin,” jelanya.

Sebelumnya, diketahui Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Gunungkidul, Wibawati Wulandari menyebut warga Jati, Semanu menggali kuburan sapi untuk mengonsumsi dagingnya pada Mei lalu yang kemudian jadi penyebab penularan antraks ke manusia. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Baca Juga

Komentar