Bank Sentral Rusia Naikkan Suku Bunga Jadi 8,5 Persen untuk Tekan Inflasi - inews - Opsiin

Informasi Pilihanku

demo-image
demo-image

Bank Sentral Rusia Naikkan Suku Bunga Jadi 8,5 Persen untuk Tekan Inflasi - inews

Share This
Responsive Ads Here

 

Bank Sentral Rusia Naikkan Suku Bunga Jadi 8,5 Persen untuk Tekan Inflasi

inews.id
July 22, 2023
Bank sentral Rusia menaikkan suku bunga utamanya sebesar 100 basis poin menjadi 8,5 persen.

MOSKOW, iNews.id - Bank sentral Rusia menaikkan suku bunga utamanya sebesar 100 basis poin (bps) menjadi 8,5 persen. Hal ini dilakukan setelah mata uang rubel yang melemah menambah tekanan inflasi dari pasar tenaga kerja yang ketat dan permintaan konsumen yang kuat.

Mengutip Reuters, ini merupakan pertama kalinya bank sentral meningkatkan suku bunga lebih dari setahun, setelah secara bertahap membalikkan kenaikan darurat menjadi 20 persen yang dilakukan pada Februari tahun lalu setelah Rusia mengirim angkatan bersenjatanya ke Ukraina. Hal tersebut mendorong Barat menjatuhkan sanksi terhadap Moskow

"Risiko pro-inflasi telah meningkat secara signifikan dalam jangka menengah. Kenaikan permintaan domestik melampaui kemampuan untuk memperluas produksi, termasuk karena terbatasnya ketersediaan sumber daya tenaga kerja," kata bank sentral Rusia dalam sebuah pernyataan dikutip, Sabtu (22/7/2023).

Selain itu, bank sentral menyebut tekanan inflasi makin kuat, sementara depresiasi rubel tahun ini secara signifikan memperkuat risiko pro-inflasi.

Bank sentral menaikkan perkiraan inflasi di akhir tahun menjadi 5,0-6,5 persen dari 4,5-6,5 persen. Selain itu, bank sentral menyebut kemungkinan kenaikan suku bunga lanjutan pada pertemuan selanjutnya.

Editor : Aditya Pratama

Follow Berita iNews di Google News

Sementara, inflasi tahunan turun di bawah target bank 4 persen dalam beberapa bulan terakhir, karena efek dasar yang tinggi dari tahun lalu ketika inflasi melonjak ke level tertinggi selama lebih dari 20 tahun. Saat ini, inflasi Rusia berada di angka 3,86 persen,

"Peningkatan tekanan inflasi terutama didorong oleh permintaan," ujar Gubernur Bank sentral Rusia Elvira Nabiullina.

Nabiulina menambahkan, pasar pariwisata domestik dan produksi mobil menjadi sektor yang tidak dapat memenuhi permintaan.

"Permintaan itu telah mendorong impor lebih tinggi menyebabkan rubel melemah karena ekspor turun," ucapnya.

Tekanan terhadap rubel meningkat sejak pemberontakan bersenjata yang gagal oleh kelompok tentara bayaran Wagner pada akhir Juni lalu. Serangan terhadap infrastruktur Rusia, yang Moskow tuduhkan pada Ukraina, juga mengurangi risiko.

Editor : Aditya Pratama

Follow Berita iNews di Google News

Focused-light.b3e4f02d
Comment Using!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Arenanews

Berbagi Informasi

Media Informasi

Opsiinfo9

Post Bottom Ad

Pages