London, Beritasatu.com - Suhu bumi mencapai titik tertinggi sepanjang masa pada hari Senin (3/7/2023), dan sekali lagi pada hari Selasa (4/7/2023), yang akan menjadi tahun panas yang memecahkan rekor.

Suhu rata-rata globall hari Senin sebesar 62,62 derajat Fahrenheit (17 derajat Celsius) terlampaui pada hari Selasa ketika mencapai 62,92 ° F (17.1 derajat Celsius) menurut Institut Perubahan Iklim Universitas Maine.

Bill McGuire, profesor emeritus bahaya iklim geofisika di University College London, menyebut catatan back-to-back "benar-benar belum pernah terjadi sebelumnya dan menakutkan."

Para ilmuwan mengatakan bahwa rekor panas harian kemungkinan besar akan terus turun dalam beberapa minggu mendatang, kemungkinan paling cepat Rabu (5/7/2023).

Meningkatnya suhu global adalah konsekuensi dari perubahan iklim yang disebabkan oleh meningkatnya emisi gas rumah kaca dan pola cuaca yang dikenal sebagai El Niño, kumpulan udara hangat dari Samudra Pasifik tropis yang berulang setiap dua hingga tujuh tahun, kata para ilmuwan.

“Kita mungkin akan melihat beberapa hari yang lebih hangat selama 6 minggu ke depan,” Robert Rohde, ilmuwan utama di Berkeley Earth, sebuah organisasi penelitian lingkungan, men-tweet pada Selasa pagi . “Pemanasan global membawa kita ke dunia yang asing.”

“Ini hampir pasti akan menjadi tahun terhangat dalam catatan, karena tren pemanasan + El Niño besar,” cuit Michael Mann , direktur Pusat Keberlanjutan Sains dan Media di University of Pennsylvania. “Jadi kita bisa memperkirakan bulan terhangat, minggu terhangat, hari terhangat, dan mungkin jam terhangat.”

"Ini bukan tonggak sejarah yang harus kita rayakan," kata ilmuwan iklim Friederike Otto dari Institut Perubahan Iklim dan Lingkungan Grantham di Imperial College London Inggris. "Ini adalah hukuman mati bagi manusia dan ekosistem."

Suhu rata-rata global telah meningkat 2°F sejak Revolusi Industri, menghasilkan gelombang panas yang lebih ekstrem dan bertahan lama, menurut National Oceanic and Atmospheric Administration.

Ini mempengaruhi banyak tempat, tetapi tidak di semua tempat Lima puluh empat juta orang Amerika berada di bawah peringatan panas pada hari Rabu , terutama di seluruh Selatan, Barat Daya, dan sebagian Barat Tengah dan Atlantik tengah.

Gelombang panas serupa terjadi di seluruh belahan bumi utara. Gelombang panas di India menewaskan sedikitnya 44 orang , Inggris mengalami Juni terpanas sejak pencatatan dimulai pada 1884, dan China mengalami hari terbanyak di atas 95°F dalam periode enam bulan dalam catatan sejarahnya, CNN melaporkan .

Rekor suhu tertinggi sepanjang masa ditetapkan pada hari Senin dan Selasa di Quebec dan di Peru. Temperatur yang sangat tinggi telah memperburuk kebakaran hutan di Kanada yang telah mengirimkan asap ke seluruh Amerika Serikat bagian utara dalam beberapa pekan terakhir.

Beijing mencapai rekor tertinggi sembilan hari berturut-turut dengan suhu tertinggi di atas 95°F (35 derajat Celsius) minggu lalu, termasuk tiga hari berturut-turut di atas 104 ° F (40 derajat Celsius) , rekor lainnya. Lebih dari 2.000 orang menderita penyakit terkait panas saat menunaikan ibadah haji di Arab Saudi pekan lalu, karena suhu setinggi 118°F (47,7 derajat Celsius), kata pejabat Saudi .

Meskipun demikian, cuaca akan selalu bervariasi.

Di pesisir California, cuaca baru-baru ini "luar biasa dingin dan berawan," karena serangkaian sistem tekanan rendah yang terhenti di negara bagian itu, Miguel Miller, seorang ahli meteorologi dari Layanan Cuaca Nasional di San Diego, mengatakan kepada New York Kali bulan lalu . Rekor suhu yang ditetapkan pada hari Senin dan Selasa mewakili rata-rata semua suhu yang diukur secara global.

Saksikan live streaming program-program BTV di sini