Benang Jahit yang Tak Dicabut Bisa Timbulkan Bekas di Kulit By BeritaSatu - Opsiin

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Benang Jahit yang Tak Dicabut Bisa Timbulkan Bekas di Kulit By BeritaSatu

Share This

 

Benang Jahit yang Tak Dicabut Bisa Timbulkan Bekas di Kulit

By BeritaSatu.com
beritasatu.com
July 17, 2023
Bekas luka yang dijahit.
Bekas luka yang dijahit.

Jakarta, Beritasatu.com - Pakar bedah plastik rekonstruksi dan estetika dr Poengki Dwi Poerwantoro Sp Bp-RE menyatakan bahwa penggunaan benang untuk menjahit luka yang tidak dicabut dapat menyebabkan skar hipertrofik.

Skar hipertrofik merupakan tonjolan luka yang menebal sesuai garis luka. Kondisi ini terjadi sebelum keloid, yang merupakan pertumbuhan jaringan daging pada bekas luka.

"Jika luka dijahit dengan benang yang bisa diserap tubuh (tidak dicabut atau diangkat), bentuknya akan menjadi seperti kepang, dan tempat luka tersebut akan terlihat tidak rata, berbentuk bulir, yang seringkali menyebabkan bekas luka yang tidak optimal," jelas Poengki dalam webinar yang diadakan Selasa (25/7/2023).

Selain menyebabkan bekas luka yang tidak optimal, benang yang tidak dicabut juga dapat menyebabkan reaksi pada kulit, seperti peradangan. Benang ini biasanya akan hilang dalam waktu sekitar tiga bulan, dan selama periode tersebut, dapat menyebabkan reaksi kulit seperti inflamasi atau peradangan berkepanjangan, dan sejenisnya.

Lebih lanjut, ketika membahas mengenai luka yang bisa meninggalkan bekas atau tidak, selain tergantung pada pemilihan jenis benang, hal ini juga tergantung pada lokasi luka itu sendiri. Menurut Poengki, luka yang terletak pada wajah cenderung meninggalkan bekas yang lebih tipis dibandingkan dengan lokasi luka di bagian tubuh lainnya.

Hal ini karena wajah memiliki lebih banyak pembuluh darah dibandingkan dengan lokasi lainnya, seperti lutut. Pembuluh darah di area lutut lebih sedikit dibandingkan di wajah, dan tidak ada bantalan kulit di daerah tersebut. Selain itu, daerah lutut lebih sering mengalami gerakan, sehingga tarikan pada luka tersebut semakin banyak, yang dapat meningkatkan risiko terjadinya keloid.

"Jadi, luka di wajah biasanya akan meninggalkan bekas yang lebih tipis dan lebih baik daripada di tempat lain," kata Poengki.

Secara garis besar, luka terbagi menjadi luka terbuka dan luka tertutup. Luka terbuka mencakup luka lecet, luka insisi atau sayatan, luka robek, luka tusuk, luka akibat gigitan, luka tembak, dan luka bakar. Sementara itu, luka tertutup antara lain luka memar dan hematoma.

Saksikan live streaming program-program BTV di sini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here

Pages