Beri Kemudahan Usaha Investor Asing, Thailand Bisa Jadi Contoh ASEAN untuk FDI By BeritaSatu - Opsiin

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Beri Kemudahan Usaha Investor Asing, Thailand Bisa Jadi Contoh ASEAN untuk FDI By BeritaSatu

Share This

 

Beri Kemudahan Usaha Investor Asing, Thailand Bisa Jadi Contoh ASEAN untuk FDI

By BeritaSatu.com
beritasatu.com
June 26, 2023
Ketua ASEAN-BAC Arsjad Rasjid.
Ketua ASEAN-BAC Arsjad Rasjid.

Jakarta, Beritasatu.com - ASEAN Business Advisory Council (ASEAN-BAC) baru saja melakukan roadshow ke Thailand pada 6-9 Juli lalu dalam rangka kepemimpinan Indonesia pada Dewan Penasihat Bisnis ASEAN ini di Tahun 2023.

Ketua ASEAN-BAC Arsjad Rasjid, Selasa (11/7/2023) memuji Thailand yang bisa menjadi contoh bagi negara-negara ASEAN dalam memanfaatkan potensi foreign direct investment (FDI) atau investasi asing langsung. Negara-negara ASEAN terdiri atas Brunei Darussalam, Indonesia, Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam.

“Selaku Ketua ASEAN-BAC Tahun 2023, saya sangat mendukung langkah-langkah strategis Pemerintah Thailand untuk memfasilitasi kemudahan berusaha bagi investor asing. Banyak hal yang bisa dikerjasamakan di berbagai sektor antara Thailand dan ASEAN, juga dengan Indonesia,” kata Arsjad.

Investasi asing langsung menjadi elemen penting bagi pembangunan ekonomi, industri, dan perdagangan Thailand. Di ASEAN, Thailand juga menjadi salah satu negara dengan reformasi peraturan bisnis terbanyak, memfasilitasi proses pengaturan, dan mengurangi waktu untuk memulai bisnis dari 29 hari menjadi 6 hari.

Pada tahun 2022 realisasi investasi di Thailand mencapai US$ 20 miliar atau naik 39% dari tahun sebelumnya. Peningkatan ini didorong investasi asing langsung di sektor elektronik, rantai pasokan kendaraan listrik (electric vehicle/EV), dan pusat data.

“Thailand saat ini menjadi lokasi produksi bagi pembuat mobil internasional, seperti Mercedes, Toyota, dan GWM, terutama untuk kendaraan listrik. Thailand tumbuh menjadi magnet bagi investor asing dalam mengembangkan kendaraan listrik di wilayah ASEAN,” jelas Arsjad.

Arsjad juga menyatakan, baik Thailand maupun Indonesia memiliki posisi strategis di pasar otomotif dunia, dengan sumber daya alam melimpah, seperti bauksit dan nikel, menjadikan kedua negara itu sebagai surga investasi.

Menurut Arsjad, Indonesia memiliki kepentingan yang sama dengan Thailand dalam memproduksi kendaraan listrik (EV) dan baterai otomotif. Saat ini telah dibentuk usaha patungan melalui kemitraan antara perusahaan Indonesia dan Thailand untuk memperkuat rantai pasokan otomotif.

“Dengan mengintegrasikan sumber daya, teknologi, dan kemampuan produksi, kami dapat membangun rantai pasokan yang efisien dan tangguh di ASEAN untuk industri EV global,” kata dia.

Sementara itu Wakil Ketua ASEAN-BAC Bernardino Vega menyatakan bahwa saat ini telah terbentuk sebuah integrasi sistem QRIS antara Indonesia dan Thailand. Keterbukaan ini menciptakan peluang besar bagi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dan bisnis pariwisata di kalangan negara-negara ASEAN.

“QRIS menawarkan solusi pembayaran yang efisien dan aman, dan memperluas jangkauan ke basis konsumen yang lebih luas di Thailand dan Indonesia. Secara bersamaan, konsumen di kedua negara akan menikmati aksesibilitas yang lebih besar ke berbagai produk. Integrasi sistem QRIS di Thailand merupakan kebanggaan ASEAN-BAC untuk membangun sistem pembayaran Kode QR di ASEAN,” kata Dino.

ASEAN-BAC juga menjalin kemitraan erat dengan perusahaan-perusahaan di Indonesia untuk menciptakan iklim bisnis yang ramah lingkungan, seperti PT Astra International Tbk., Indika Energy, Sinar Mas, Bakrie Group, dan Mayora Group.

“Indika telah mendiversifikasi bisnisnya di luar batu bara untuk mengakhiri penggunaan bahan bakar fosil. Indika, telah membentuk kemitraan dengan perusahaan berbasis di Taiwan, Foxconn dan tiga entitas lainnya untuk secara kolektif menginvestasikan US$ 8 miliar dalam memproduksi EV dan baterai di Indonesia,” ujar Azis Armand, Wakil Direktur Utama dan Group CEO Indika Energy.

Sedangkan Sinar Mas melalui Sinar Mas Agribusiness & Food juga berupaya untuk selalu mengutamakan aspek keberlanjutan dalam proses bisnisnya. “Kolaborasi dengan berbagai pihak merupakan kunci keberhasilan dalam menjalankan bisnis dan memperluas pangsa pasar. Jangan lupa, aspek berkelanjutan harus tetap diprioritaskan,” kata Franky Oesman Widjaja, Chairman & CEO Sinar Mas Agribusiness and Food.

Saksikan live streaming program-program BTV di sini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here

Pages