Cegah Penyakit Antraks Meluas, Pemkab Gunungkidul Lokalisasi Ternak di Padukuhan Jati
GUNUNGKIDUl, iNews.id - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gunungkidul mengklaim area yang terpapar antraks hanya di Padukuhan Jati, Kalurahan Candirejo Kapanewon Semanu. Agar kasus tidak meluas, pemkab melokalisasi ternak di Jati agar tidak keluar.
Wakil Bupati Gunungkidul, Heri Susanto menyebut, wilayah yang terpapar antraks hanya di Padukuhan Jati. Belum ada laporan dari daerah lain di luar Jati.
"Petugas sudah berhasil melokalisasi sehingga antraks tidak menyebar ke wilayah lain," tutur dia, Rabu (5/7/2023).
Saat ini, semua pihak sepakat untuk melokalisasi ternak di Padukuhan Jati agar tidak keluar. Cara ini untuk memudahkan dalam pemantauan dan mencegah kasus meluas.
Pemkab Gunungkidul sebenarnya sudah bergerak cepat menangani kasus ini sejak antraks pertama kali muncul. Kasus antraks ini dilaporkan pada 2 Juni 2023 lalu, dengan temuan 6 kambing dan 6 sapi mati akibat antraks.
“Sehari setelah muncul kami langsung bergerak di lapangan dan bergerak terus. Setelah dites ada 87 yang zeropositif antraks,” ujar Heri.
Editor : Kuntadi Kuntadi
Follow Berita iNewsYogya di Google News
Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul, Dewi Irawati menyebut puluhan warga Gunungkidul terpapar antraks karena perilaku masyarakat yang tidak berubah. Mereka bersama daging sapi yang sudah mati.
"Matinya juga karena sakit. Belakangan diketahui sakit antraks," kata dia.
Dewi mengatakan, dari catatan Dinas Kesehatan setidaknya ada 86 orang warga Gunungkidul yang terpapar antraks, salah satunya meninggal. Mereka sebagian besar berasal dari Kapanewon Semanu.
"Itu pemicunya karena ada warga yang menyembelih sapi mati kemudian membagikannya," kata dia.
Editor : Kuntadi Kuntadi
Follow Berita iNewsYogya di Google News
Komentar
Posting Komentar