G-20 Gagal Capai Kesepakatan Pengurangan BBM dan Invasi Rusia
:extract_focal()/https%3A%2F%2Fimg2.beritasatu.com%2Fcache%2Fberitasatu%2F960x620-3%2F811473855236.jpg)
Bambolim, Beritasatu.com - Para anggota Group of 20 (G-20) yang bertemu di India gagal mencapai kesepakatan tentang pengurangan penggunaan bahan bakar fosil secara bertahap setelah beberapa negara mengajukan keberatan.
Negara-negara anggota G-20 menyumbang lebih dari 75% perekonomian dunia dan emisi karbon global, sehingga upaya kolektif dalam dekarbonisasi sangat penting dalam mengatasi perubahan iklim.
Namun, perbedaan pendapat, termasuk rencana untuk menggandakan kapasitas energi terbarukan pada tahun 2030, menyebabkan para pejabat hanya mengeluarkan pernyataan hasil dan ringkasan pertemuan daripada menyepakati komunike bersama pada akhir pertemuan empat hari mereka di Bambolim, negara bagian Goa, India.
BACA JUGA
Beberapa bagian yang gagal mencapai kesepakatan, antara lain mendorong negara-negara maju untuk mengalirkan US$ 100 miliar per tahun untuk mengatasi perubahan iklim di negara-negara berkembang dari tahun 2020 hingga 2025, dan deskripsi tentang perang di Ukraina. Menurut dua sumber Reuters, penggunaan bahan bakar fosil menjadi pemicu perdebatan selama diskusi sepanjang hari.
Singh, dalam konferensi pers setelah konferensi, mengatakan beberapa negara ingin menggunakan skema karbon (carbon capture) sebagai gantinya untuk pengurangan bertahap bahan bakar fosil. Namun, ia tidak menyebutkan nama negara-negara tersebut.
Produsen bahan bakar fosil utama, seperti Arab Saudi, Rusia, Tiongkok, Afrika Selatan, dan Indonesia, diketahui menentang tujuan untuk menggandakan kapasitas energi terbarukan pada dekade ini.
Saksikan live streaming program-program BTV di sini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar