Joe Biden Sebut Ekstremis Yahudi Biang Kerok Mandeknya Perdamaian Israel-Palestina
:extract_focal()/https%3A%2F%2Fimg.inews.co.id%2Fmedia%2F600%2Ffiles%2Finews_new%2F2023%2F01%2F31%2Fjoe_biden4_reu.jpg)
WASHINGTON, iNews.id - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menyalahkan kelompok ekstremis di pemerintahan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sebagai pemicu meningkatnya ketegangan di Tepi Barat. Israel menggempur Kota Jenin habis-habisan pada pekan lalu menewaskan sedikitnya 12 orang dan melukai ratusan lainnya.
Kelompok ekstremis itu, kata Biden, menyebabkan kesepakatan damai Israel-Palestina tidak bisa dicapai.
Biden mengatakan dalam wawancara dengan CNN, anggota kabinet Netanyahu saat ini diisi beberapa politisi Yahudi paling ekstrem. Ini juga terjadi saat pemerintahan PM Israel Golda Meir pada 1969.
Dia melanjutkan, beberapa menteri menteri Israel beranggapan mereka bisa tinggal di tempat mana pun.
“Mereka (orang Palestina) tidak berhak berada di sini," kata Biden, menirukan anggapan menteri ekstremis Israel.
Namun dia melihat masalah bukan hanya di pihak Israel, tapi juga Palestina. Pemerintahan Otoritas Palestina yang saat ini berkuasa kehilangan kredibilitasnya dan kepercayaan.
“Jadi saat ini bukan semuanya (masalah) Israel di Tepi Barat, tapi mereka adalah bagian dari masalah,” kata Biden, seraya menegaskan solusi dua negara merupakan cara paling ampun untuk menjamin keamanan Israel.
Editor : Anton Suhartono
Follow Berita iNews di Google News
Sejauh ini Biden belum mengundang Netanyahu ke Gedung Putih, berbeda dengan pemerintahan AS sebelumnya. Dia melihat saat ini belum waktu yang tepat terkait krisis politik di Israel.
"Menurut saya, Bibi (panggilan Netanyahu) sedang berusaha mencari cara bagaimana untuk bisa mengatasi masalah dalam koalisinya," tuturnya.
Pemerintah Netanyahu diguncang demonstrasi terkait rencana untuk merombak sistem peradilan Israel.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar