Kebakaran di Situs Militer Crimea, 2.000 Warga Dievakuasi - detik

 

Kebakaran di Situs Militer Crimea, 2.000 Warga Dievakuasi

Rita Uli Hutapea - detikNews
Rabu, 19 Jul 2023 14:23 WIB
Ilustrasi kebakaran
Ilustrasi (Foto: detikcom/Thinkstock)
Jakarta -

Kebakaran terjadi di sebuah lapangan pelatihan militer di wilayah Crimea yang dicaplok Rusia. Insiden itu mendorong pihak berwenang untuk memerintahkan evakuasi lebih dari 2.000 warga sipil.

Dilansir kantor berita AFP, Rabu (19/7/2023), otoritas setempat tidak merinci penyebab kebakaran itu, tetapi beberapa media Rusia melaporkan bahwa ledakan terdengar di daerah itu dan rekaman video menunjukkan gumpalan asap hitam di langit.

Kebakaran ini terjadi beberapa hari setelah Ukraina menggunakan drone atau pesawat tak berawak untuk menyerang jembatan Kerch, arteri pasokan militer utama dari daratan Rusia ke Crimea yang dicaplok Rusia.

Baca juga:

"Evakuasi sementara penduduk dari empat lokasi yang berdekatan dengan lapangan militer di distrik Kirov telah direncanakan. Itu lebih dari 2.000 orang," kata Gubernur Crimea yang dilantik Moskow, Sergei Aksyonov.

Bagian jalan raya Tavrida yang melintasi semenanjung Crimea tersebut telah ditutup karena kebakaran.

Aksyonov mengatakan bahwa pihak berwenang sedang melakukan "evakuasi sementara" warga dari empat permukiman, yang akan menyebabkan lebih dari 2.000 orang dievakuasi.

Rekaman video yang diposting di akun Telegram surat kabar Izvestia menunjukkan gumpalan asap hitam mengepul ke langit.

Dua outlet media online Rusia melaporkan bahwa ledakan telah terdengar di daerah tersebut selama lebih dari dua jam.

Lalu lintas bus pada rute antardaerah telah "dialihkan sementara", demikian Nikolay Lukashenko dari kementerian transportasi Crimea menulis di Telegram.

Jalan raya Tavrida menghubungkan pelabuhan Kerch, Crimea timur ke Sevastopol di pantai Laut Hitam di bagian barat, menurut kantor berita Rusia, TASS.

Rusia mencaplok Crimea dari Ukraina pada tahun 2014, sebuah langkah yang tidak diakui oleh komunitas internasional.

Pemerintah Ukraina telah berulang kali menyatakan berencana untuk merebut kembali semenanjung itu.

Baca juga:

Baca Juga

Komentar