KPAI Kutuk Keras Kasus Siswa SD Meninggal Usai Diduga Dipukul-Dirundung - detik

 

KPAI Kutuk Keras Kasus Siswa SD Meninggal Usai Diduga Dipukul-Dirundung

By Lisye Sri Rahayu
detikcom
July 2, 2023
Diyah Puspitarini.
Diyah Puspitarini.
Jakarta -

Siswa SD inisial B (8) di Medan, Sumatera Utara (Sumut) diduga meninggal dunia usai di-bully hingga dipukuli oleh tetangga yang juga kakak kelasnya. KPAI meminta kasus ini diusut tuntas dan terbuka.

"KPAI sangat mengutuk keras kasus ini, terutama anak korban bullying hingga meninggal dunia. Faktor terbesar anak korban bullying selain fisik adalah psikis, terutama jika kejadian berulang kali," kata anggota KPAI Diyah Puspitarini kepada wartawan, Minggu (2/7/2023).

Diyah mengatakan KPAI tengah mengawasi kasus ini. KPAI juga berkoordinasi dengan dinas terkait di Medan.

"KPAI sedang melakukan pengawasan terhadap kasus ini dengan berkoordinasi dengan UPTD setempat, aparat penegak hukum dan juga Dinas Pendidikan terutama sekolah yang bersangkutan," jelasnya.

Lebih lanjut, Diyah meminta agar kasus ini diusut tuntas. Dia ingin kasus ini menjadi pembelajaran bahwa saat ini Indonesia darurat kekerasan anak.

"Bagaimanapun juga untuk kasus bullying terutama pada anak harus diselesaikan dengan tuntas dan terbuka, sehingga menjadi pembelajaran bersama betapa daruratnya kekerasan pada anak di Indonesia," tutur dia.

Sementara itu, Diyah berhadap proses hukum dalam kasus ini mengedepankan prinsip sistem peradilan anak. Terlebih, kata dia, jika terduga pelaku adalah anak di bawah umur.

"Namun tetap perlu diperhatikan prinsip SPPPA (sistem peradilan pidana anak) dan tetap mengedepankan asas praduga tak bersalah, terutama pada anak saksi dan jika kemudian akan ada anak pelaku," ucap dia.

Polisi Periksa 9 Saksi

Polrestabes Medan tengah menyelidiki kasus siswa SD diduga tewas setelah dipukul dan dirundung ini. Kini polisi sudah memeriksa 9 saksi.

"Untuk saat ini kami masih menyelidiki kasus tersebut. Sudah ada 9 saksi yang diperiksa," kata PS Kasat Reskrim Polsrestabes Medan Kompol Teuku Fathir Mustafa, dilansir detikSumut, Minggu (2/6/2023).

Fathir menyebut lokasi kejadian berada di luar sekolah. Dia masih enggan menyebutkan lokasi B dipukuli.

"Terkait lokasi kejadian, tepatnya di mana, dan lainnya nanti akan disampaikan," katanya.

Selengkapnya simak penjelasan orang tua korban pada halaman berikut.

Penjelasan Orang Tua Korban

Orang tua korban memberikan pengakuan soal kasus ini. Sang Ibu, Yusraini (37), menyebut awalnya B menangis saat berjualan selepas sekolah.

"Itu dia baru pulang sekolah. Tiba-tiba datang ke saya dengan kondisi menangis, itu sekitar pukul 12.00 WIB. Dia bilang, baru saja dipukuli dan di-bully abang kelasnya. Lokasinya bukan di sekolah. Waktu itu dia belum bilang berapa orang. Cuma pelaku abang kelasnya yang tetangga juga," kata Yusraini, saat ditemui di rumahnya, dilansir detikSumut, Rabu (28/6/2023).

"B bilang badannya sakit-sakit semua. Malamnya dia demam. Terus, dia juga tidak mau makan dan minum. Cuma kita paksalah, paling tiga sendok dia mau makan. Setelah itu, kita bawa ke tukang kusuk," tambahnya.

Lalu, kala itu B berada di rumah saja sepanjang Kamis (22/6) hingga Senin (26/6). B saat itu disebut merasa ketakutan dan mengigau. Hingga pada akhirnya B mengaku mengalami nyeri di kepala.

"Karena dia ngeluh sakit terus, termasuk di bagian kepala, ya pertama kami bawa pagi-pagi ke Puskesmas Teladan pada Selasa (20/6). Lalu, sekitar pukul 11.00 WIB, B dibawa ke RSU Madani. Itu sampai 14.00 WIB, terus dirujuk ke RSUP Pirngadi. B meninggal dunia sekitar pukul 19.30 WIB," ungkapnya.

Baca Juga

Komentar