Menkes: Calon Dokter Spesialis Disuruh Antar Laundry dan Dicaci Maki By BeritaSatu

 

Menkes: Calon Dokter Spesialis Disuruh Antar Laundry dan Dicaci Maki

By BeritaSatu.com
beritasatu.com
July 10, 2023
Budi Gunadi Sadikin.
Budi Gunadi Sadikin.

Jakarta, Beritasatu.com - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan berbagai bentuk praktik perundungan yang terjadi pada program dokter spesialis di Indonesia. Budi menyampaikan bahwa banyak peserta didik yang dipaksa menjadi pembantu yang harus melakukan tugas-tugas berat dan bahkan diminta untuk mengumpulkan dana besar demi kepentingan para senior.

"Saya dapat sebutkan contoh-contoh yang sering saya dengar, yang nomor satu adalah kelompok di mana peserta didik ini digunakan sebagai asisten, sekretaris, atau pembantu pribadi," kata Menkes Budi Gunadi Sadikin dalam konferensi pers "Memutus Praktik Perundungan Pada Program Spesialis Kedokteran" disiarkan di Youtube Kemenkes, Kamis (20/7/2023).

Diungkapkannya, peserta didik tersebut diharuskan oleh para senior untuk membayar dan melakukan tugas-tugas seperti mengantar laundry atau anak-anak para senior. Jika perintah-perintah ini tidak dipenuhi oleh junior, para senior tidak segan-segan mencaci maki mereka.

Budi juga mengungkapkan adanya kelompok kedua yang memperlakukan peserta didik sebagai pekerja pribadi. Para junior dipaksa mengerjakan tugas-tugas seniornya, seperti jurnal dan penelitian, yang tidak memiliki hubungan dengan spesialisasi yang mereka inginkan.

"Junior yang seharusnya belajar untuk memperdalam spesialisasi yang diinginkan malah disuruh menjadi asisten pribadi menyelesaikan tugas-tugas seniornya yang tidak ada hubungannya sama spesialisasi dia," ungkap Budi.

Selain itu, menurut Budi, tidak sedikit peserta didik yang diminta untuk mengumpulkan uang dalam jumlah besar, mulai dari jutaan hingga ratusan juta rupiah, untuk memenuhi kepentingan para senior.

"Pokoknya macam-macam bisa digunakan untuk menyediakan rumah untuk kumpul-kumpul dengan senior, ada kontraknya setahun seharga Rp 50 juta yang harus dibagi dengan juniornya. Atau ini adalah praktik di mana peserta didik harus mengeluarkan uang sendiri untuk membeli makanan di luar karena makanan di rumah sakit tidak enak, sehingga setiap malam harus mengeluarkan Rp 5-10 juta," terang Budi.

Budi juga menambahkan contoh lainnya. "Misalnya, ketika ada pertandingan bola yang diadakan seminggu sekali, juniornya harus menyewa lapangan bolanya sendiri dan harus mengeluarkan uang untuk itu."

Praktik perundungan ini menjadi perhatian serius bagi Kementerian Kesehatan, dan langkah-langkah untuk mengatasi masalah ini akan segera diambil demi menciptakan lingkungan pendidikan yang sehat dan adil bagi para peserta didik di program dokter spesialis di Indonesia.

Saksikan live streaming program-program BTV di sini

Baca Juga

Komentar