Musim Kemarau di Cirebon, Sumur Bor 35 Meter Tak Keluarkan Air By BeritaSatu

 

Musim Kemarau di Cirebon, Sumur Bor 35 Meter Tak Keluarkan Air

By BeritaSatu.com
beritasatu.com
June 26, 2023
Seorang warga di Cirebon mengisi jeriken dengan air bersih, Senin 17 Juli 2023. Saat ini, Cirebon tengah dilanda kesulitan air bersih karena musim kemarau.
Seorang warga di Cirebon mengisi jeriken dengan air bersih, Senin 17 Juli 2023. Saat ini, Cirebon tengah dilanda kesulitan air bersih karena musim kemarau.

Cirebon, Beritasatu.com - Sebagian warga Kabupaten Cirebon, Jawa Barat mulai mengalami‎ kesulitan mendapatkan air bersih‎ untuk memenuhi berbagai kebutuhan pada musim kemarau tahun ini.‎ Ada warga yang membuat sumur bor sedalam 35 meter, tetapi tidak juga mengeluarkan air.

Warga Desa Sampiran, Kabupaten Cirebon, Abdul (50) mengatakan, saat kemarau terjadi, warga kerap dilanda bencana kekurangan air bersih‎ dan kondisi tersebut terjadi sudah sejak lama.

“Sekarang udah beberapa minggu tidak hujan dan sekarang juga mulai kerasa tidak air,” kata Abdul terkait kemarau di Kabupaten Cirebon, Senin (17/7/2023).

Asep mengatakan, saat sumur sudah dalam kondisi kering warga di desa tersebut kerap memanfaatkan saluran irigasi untuk berbagai keperluan rumah tangga, di antaranya mencuci pakaian, alat rumah tangga, dan mandi.

Untuk kebutuhan konsumsi, warga sering kali memanfaatkan bantuan air bersih dari pemerintah dan swasta atau pun membeli air kemasan galon isi ulang. "Sudah lelah. Sumur bor rumah saya sudah 35 meter lebih, tetapi saat kemarau di sini sama sekali tidak ada air," katanya.

Selain Suyanti, warga lainnya, Nasikin, mengatakan, setiap musim kemarau, ia bersama petani lainnya selalu berhenti melakukan aktivitas tanam padi lantaran pasokan air dari saluran irigasi atau embung selalu menyusut.

Ia pun menyebutkan, dalam satu tahun aktivitas tanam hanya dilakukan sebanyak dua kali, yakni pada periode awal tahun dan akhir tahun. "Kalau normalnya itu satu tahun tiga kali, di sini tidak bisa," katanya.

Sebanyak 19 kecamatan di Kabupaten Cirebon masuk ke dalam daerah rawan bencana kekeringan selama musim kemarau.

Belasan kecamatan tersebut yaitu, Gebang, Greged, Gegesik, Gunung Jati, Kaliwedi, Klangenan, Talun, Tengah Tani‎, Suranenggala, Sedong, Panguragan, Beber, Mundu, Palimanan, Losari, Ciwaringin, Susukan, Karangwareng, dan Dukupuntang.

Saksikan live streaming program-program BTV di sini

Dari belasan kecamatan yang rentan itu, Kecamatan Gunungjati menjadi salah satu wilayah dengan jumlah desa paling banyak terdampak. Desa itu yakni, Babadan, Mayung, Sambeng, Pasindangan, Kalisapu, Astana, dan Grogol.

Informasi dari BMKG, sebagian wilayah di Indonesia sudah memasuki musim kemarau sejak April 2023.

Zona yang mulai memasuki zona musim kemarau pada April yakni, sebagian kawasan Nusa Tenggara, juga zona musim di Bali dan sebagian Jawa.

Sementara itu, sebanyak 23,7 persen wilayah memasuki musim kemarau pada Juni 2023 meliputi Sumatera, sebagian Jawa, Kalimantan, Sulawesi, sebagian kecil Maluku, dan sebagian Papua.

Disimpulkan, musim kemarau pada tahun ini akan datang lebih lambat dibandingkan normalnya, dengan intensitas yang mirip dengan kondisi musim kemarau biasanya.

Saksikan live streaming program-program BTV di sini

Baca Juga

Komentar

 Pusatin Informasi 


 Postingan Lainnya