Pemkot Madiun Bakal Kemas Soro dan Suran Agung Jadi Event Wisata
MADIUN (Realita) – Perguruan pencak silat banyak yang berpusat di Kota Madiun. Dengan adanya potensi ini, jika dikemas dengan menarik dapat menjadi ikon wisata yang mendatangkan wisatawan lokal maupun internasional.
Hal ini dikatakan Walikota Madiun, Maidi usai memimpin rakor dengan forkopimda dan para pengurus perguruan pencak silat di gedung GCIO Kota Madiun, Selasa (4/7/2023). Maidi menyatakan, sebentar lagi bakal memasuki bulan 1 Muharram. Biasanya, perguruan pencak silat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) dan Persaudaraan Setia Hati Winongo Tunas Muda (PSHWTM) melaksanakan kegiatan Suro-Suran Agung.
Tetapi, hampir setiap tahun terjadi konflik yang melibatkan oknum dari organisasi pencak silat. Untuk itu, pihaknya berencana menggelar event bertajuk “Pendekar Wisata”. Sehingga kerusuhan dapat diminimalisir.
”Suro itu aman, nyaman, damai. Dan suro menjadi ikon wisata Kota Madiun. Jadi bagaimana bulan suro ini akan menarik wisatawan lokal bahkan internasional datang kesini. Kegiatan pendekar, kegiatan yang menarik, dan kegiatan yang bisa dinikmati masyarakat banyak,” katanya.
Nantinya, bakal ada pembahasan lanjutan dengan forkopimda maupun para pengurus perguruan pencak silat untuk membahas event tersebut. Bahkan rencananya, event yang melibatkan seluruh perguruan pencak silat di bulan suro bakal menjadi agenda rutin setiap tahunnya.
“Perguruan sudah kita beri tahu, bagaimana event yang menjadikan Pendekar Wisata inilah yang ini akan menjadi ikon Madiun setiap suro. Ini kita gagas bersama, sehingga semua perguruan ada disini, komitmen untuk mewujudkan Pendekar Wisata Madiun,” ujarnya.
Ide positif itu diamini oleh Ketua Umum PSHT, R. Moerdjoko H.W. Pihaknya juga menginginkan bulan suro menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk datang ke Kota Pendekar.
“Semua perguruan kita libatkan. Malam satu suro menjadi malam yang menarik, indah, untuk kita nikmati, bisa menarik wisatawan baik dalam negeri maupun luar negeri,” katanya.
Selain itu, kegiatan Suroan yang akan dilaksanakan hanya tirakatan dan pengesahan warga baru. Itu pun dilaksanakan di tempatnya masing-masing. Sehingga tidak ada pergerakan massa masuk ke Kota Madiun.
Bahkan saat kegiatan Suroan nanti, satuan tugas (satgas) perguruan yang ada akan dilibatkan untuk mengoptimalkan pengamanan. Hal itu menurutnya dilakukan untuk mewujudkan Kota Madiun aman, nyaman, dan damai. Supaya tidak mengganggu aktifitas warga lainnya.
Pun, Moerdjoko menyebut, secara khusus pihaknya sudah memberikan himbauan bahkan juga telah membuat surat edaran yang ditujukan ke masing-masing ranting PSHT yang berisi larangan tidak tidak melakukan tradisi ziarah atau ‘nyekar’ selama bulan Suro. Terhitung mulai 15 Juli hingga 25 Agustus mendatang.
“Himbauan ke daerah lain sudah kita lakukan, kita juga sudah membuat SE ke ranting-ranting, dan melarang sementara atau tidak ada kegiatan ziarah selama bulan suro,” tambahnya.
Senada juga dikatakan Ketua Umum PSHWTM Madiun, R. Agus Wiyono Santoso. Menurutnya, Suran Agung yang dilaksanakan akhir bulan ini akan dikemas dalam bentuk budaya.
“Nanti kita kemas budaya biar bisa menarik masyarakat,” ungkapnya.
Dalam event tersebut, pihaknya juga akan mengoptimalkan keberadaan satgas masing-masing perguruan pancak silat untuk membantu pengamanan agar Madiun tetap kondusif.adv
Komentar
Posting Komentar