Polisi Pastikan Wanita di Malang Gantung Diri Setelah Bunuh Anak Balitanya
:extract_focal()/https%3A%2F%2Fimg2.beritasatu.com%2Fcache%2Fberitasatu%2F960x620-3%2F2023%2F07%2F1689997611-1006x646.webp)
Malang, Beritasatu.com – Polisi memastikan, Mujiati (32), tewas gantung diri setelah membunuh anak kandungnya, Aqilla Putri Fatimal (3), di rumah kontrakannya di Desa Donowarih, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Jumat (21/7/2023).
Satuan Reserse Kriminal (Reskrim) Polres Malang mengonfirmasi, Mujiati dan putrinya, Aqilla Putri Fatimah, meninggal dunia dengan luka sayatan di tangan dan gantung diri di dapur rumah kontrakannya.
Mujiyati membunuh buah hatinya sebelum akhirnya bunuh diri. Dari hasil olah tempat kejadian perkara (TKP) dan visum terhadap kedua korban, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan yang dilakukan oleh pihak lain.
"Kesimpulan dari hasil olah TKP adalah bahwa sang ibu (Mujiati) terlebih dahulu menyayat nadi anaknya. Selanjutnya, dia mencoba untuk menyayat tangannya sendiri, tetapi upaya tersebut tidak berhasil. Akhirnya, dia memutuskan untuk menggantung diri menggunakan tali korden di dapur," ungkap Kasatreskrim Polres Malang, Wahyu Rizki Saputro, Sabtu (22/7/2023).
Wahyu menjelaskan, pihaknya memastikan korban mengakhiri hidupnya. Hal itu karena selama olah TKP, petugas menemukan barang milik korban masih berada di tempatnya dan tidak ada yang hilang. Selain itu, pintu dan jendela rumah korban tidak mengalami kerusakan.
"Dari hasil olah TKP, kondisi pintu dan jendela tidak mengalami kerusakan, menunjukkan bahwa kediaman korban tertutup dan dikunci dari dalam. Selain itu, tidak ada barang yang hilang karena ponsel masih berada di TKP dan juga BPKB (Buku Pemilik Kendaraan Bermotor) masih ada," tandasnya.
Wahyu menduga bahwa motif Mujiati membunuh anaknya sebelum bunuh diri berkaitan dengan faktor ekonomi dan masalah utang piutang. Berdasarkan keterangan dari saksi dan warga sekitar, korban seringkali ditagih oleh rentenir atau koperasi.
Saksikan live streaming program-program BTV di sini
"Motifnya didasari oleh faktor ekonomi. Kami juga menemukan beberapa catatan utang dan nota pembayaran kurang lebih sebesar Rp 8 juta," ungkap Wahyu.
Berdasarkan informasi dari warga sekitar, sebelum melakukan bunuh diri, dua minggu sebelumnya, Mujiati terlibat pertengkaran dengan suaminya, Mohammad Anton.
Akibat pertengkaran tersebut, suami meninggalkan Mujiati dan membawa anaknya pulang ke kampung halamannya di Probolinggo.
Setelah itu, satu minggu sebelum kejadian, Mujiati mengambil kembali anaknya dari Probolinggo. Namun, suaminya tidak segera kembali dan tampaknya tidak menyelesaikan masalah rumah tangga mereka. Hal ini diduga menjadi alasan korban memutuskan untuk mengakhiri hidupnya bersama sang balita.
Saksikan live streaming program-program BTV di sini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar