Prancis Rusuh Buntut Remaja Muslim Ditembak Mati Polisi, Kerahkan 45.000 Personel
PARIS, iNews.id - Pemerintah Prancis mengerahkan 45.000 personel ke jalan-jalan buntut kerusuhan tiga malam pascapenembakan kepada seorang remaja muslim.
Menteri Dalam Negeri Prancis, Gerald Darmanin mengatakan, puluhan ribu personel itu dikerahkan pada Jumat (30/6/2023) malam. Selanjutnya, jam-jam setelah itu akan menjadi waktu kritis yang menentukan.
"Jam-jam berikutnya akan menentukan dan saya tahu dapat mengandalkan upaya terbaik kalian," tulis Menteri Darmanin kepada petugas pemadam kebakaran dan polisi yang berusaha meredam kerusuhan yang pecah setelah malam tiba.
Dia juga meminta otoritas setempat untuk menghentikan lalu lintas bus dan trem mulai pukul 21.00 waktu setempat. Hal itu berlaku di seluruh Prancis.
Terkait dengan kemungkinan diumumkannya kondisi darurat, Darmanin mengatakan tidak menutup kemungkinan segala hal bisa terjadi.
"Sederhananya, kami tidak mengesampingkan hipotesis apa pun dan kami akan melihat setelah malam ini apa yang dipilih oleh Presiden," katanya kepada media TF1.
Editor : Umaya Khusniah
Follow Berita iNews di Google News
Sebelumnya, Nahel M (17), remaja keturunan Aljazair dan Maroko, ditembak mati oleh polisi di pinggiran Kota Nanterre, Selasa (27/6/2023). Kematiannya terekam dalam video dan memicu kembali keluhan lama dari masyarakat miskin, ras campuran, kekerasan polisi dan rasisme.
Akibat penembakan itu, kerusuhan dan kekerasan pecah di berbagai wilayah Prancis. Bangunan dan kendaraan dibakar dan toko dijarah.
Kerusuhan telah berkobar secara nasional, termasuk di kota-kota seperti Marseille, Lyon, Toulouse, Strasbourg dan Lille serta Paris.
Lebih dari 200 polisi terluka pada Kamis (29/6/2023) malam. Lebih dari 900 orang ditangkap dengan usia rata-rata mereka adalah 17 tahun.
Polisi mulai membersihkan pengunjuk rasa dari alun-alun pusat kota Paris Place de la Concorde pada Jumat malam setelah demonstrasi dadakan.
Editor : Umaya Khusniah
Follow Berita iNews di Google News
Tidak ada komentar:
Posting Komentar