Ratusan SDN di Batang Kekurangan Murid, 1 Sekolah Bahkan Tidak Mendapat Siswa
Batang, Beritasatu.com – Ratusan sekolah dasar negeri (SDN) Kabupaten Batang, Jawa Tengah, kekurangan murid. Dari 452 SDN di Batang, 254 di antaranya tidak dapat mencapai jumlah rombongan belajar (rombel) yang mencukupi.
Banyak SDN di Batang yang kapasitasnya di bawah 30 anak per kelasnya pada tahun ajaran baru ini.
Dua SDN di Batang menjadi sorotan karena mengalami kekurangan murid paling parah. SDN Sijono, yang terletak di Kecamatan Warungasem, hanya berhasil menerima tiga pendaftar. Situasi yang lebih memprihatinkan terjadi di SDN Kranggan 01, Kecamatan Tersono, yang tidak mendapatkan seorang siswa pun untuk tahun ajaran baru 2023.
Siti Muhtaharoh, seorang guru di SD Negeri Kranggan 01, Batang, mengungkapkan, pihak sekolah terpaksa harus mengosongkan satu ruang kelas yang sebelumnya ditujukan untuk kelas satu, agar dapat dijadikan perpustakaan.
SD Negeri Kranggan 01 menghadapi kesulitan bersaing dengan lima sekolah lain di Desa Kranggan. Meskipun telah berusaha merayu warga dengan menawarkan sekolah gratis dan seragam, usaha tersebut tetap gagal untuk mendapatkan murid baru.
Menanggapi masalah ini, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Batang, Bambang Suryantoro, menyatakan, tren sekolah yang tidak mencapai rombongan belajar yang memadai sudah terjadi sejak 2010, tetapi menjadi makin signifikan sejak 2016 hingga saat ini.
Tahun ini, terdapat dua sekolah yang mengalami masalah rombongan belajar di bawah standar, yaitu SDN Sijono yang hanya memiliki tiga peserta didik baru, dan SDN Kranggan di Kecamatan Tersono yang sama sekali tidak memiliki peserta didik yang mendaftar.
Beberapa faktor yang menjadi latar belakang masalah ini adalah menurunnya jumlah anak usia sekolah di daerah tersebut, peningkatan jumlah pasangan muda yang merantau ke luar daerah, keberhasilan program Keluarga Berencana (KB), dan persaingan antarsekolah.
Disdik setempat telah melakukan upaya untuk mengatasi masalah ini dengan menggabungkan dua sekolah di wilayah yang sama, serta memprogramkan peningkatan mutu dan mendekatkan sekolah ke kawasan permukiman.
Namun, bagi sekolah yang menjadi satu-satunya di sebuah desa, upaya akan tetap dipertahankan bahkan ditingkatkan mutunya agar lebih mampu bersaing dengan baik.
Saksikan live streaming program-program BTV di sini
Komentar
Posting Komentar