Pilihan

Siswa Peraih Medali IBO 2023 Juga Dapat Beasiswa Kemendikbudristek - detik

 

Siswa Peraih Medali IBO 2023 Juga Dapat Beasiswa Kemendikbudristek

By Trisna Wulandari
detik.com
July 13, 2023
3 Siswa peraih medali Olimpiade IBO 2023 rupanya turut jadi penerima Beasiswa Kemendikbudristek. Satu siswa dapat ikut proses BIM mulai kelas 12. Foto: Dok KBRI Abu Dhabi
3 Siswa peraih medali Olimpiade IBO 2023 rupanya turut jadi penerima Beasiswa Kemendikbudristek. Satu siswa dapat ikut proses BIM mulai kelas 12. Foto: Dok KBRI Abu Dhabi
Jakarta - Empat siswa Indonesia meraih dua medali perak dan dua perunggu di ajang olimpiade biologi internasional, International Biology Olympiad (IBO) ke-34 di Al Ain, Uni Emirat Arab.

Dua medali perak diraih oleh Calvin Shevchenko dari SMA Katolik St. Louis 1 Surabaya dan Nicholas Sidik dari siswa SMA Methodist 2 Medan. Sedangkan dua medali perunggu diraih oleh Nakeisha Jovita Purnomo dari SMAK Penabur Gading Serpong dan Mariel Chrysantha Tampubolon dari SMAN 2 Kota Tangerang Selatan.

Pelaksana tugas (Plt) Kepala Pusat Prestasi Nasional Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Hendarman mengatakan, tiga peraih medali sudah termasuk penerima Beasiswa Indonesia Maju.

"Satu di antara mereka yaitu Mariel Chrysantha Tampubolon akan berangkat ke University of California San Diego, Amerika Serikat, pada September tahun ini. Jadi ini merupakan bukti bahwa Kemendikbudristek merekrut siswa berprestasi untuk mendapatkan kesempatan melanjutkan pendidikan tinggi melalui BIM," tutur Hendarman dalam keterangannya, dikutip Kamis (13/7/2023).

Sedangkan satu siswa belum masuk BIM karena berada di kelas XI. Untuk itu, siswa bersangkutan akan dapat mengikuti proses BIM saat di kelas XII.

Beasiswa Kuliah di AS

Mariel Chrysantha Tampubolon, siswi SMAN 2 Kota Tangerang Selatan, mengaku bahagia meraih medali perunggu dalam IBO. Ia mengucapkan terima kasih atas fasilitasi Kemendikbudristek hingga menyabet medali serta mendapat beasiswa kuliah di University of California San Diego, Amerika Serikat.

Mariel menuturkan, ia belajar dari pembina dan membiasakan diri mencari tahu lebih banyak ilmu.

"Saya belajar banyak dari membaca buku, latihan soal, dan membiasakan diri memiliki rasa ingin tahu yang besar. Selain itu, saya juga belajar dari tim pembina yang disiapkan oleh Kemendikbudristek hingga bisa mengikuti IBO dan mendapatkan medali perunggu," tutur Mariel.

Mariel berharap agar siswa Indonesia yang ingin tetap semangat meraih pencapaian yang lebih tinggi.

"Terus belajar, semangat untuk membaca buku dan tetap latihan mengerjakan soal-soal dari buku maupun yang ada di laman IBO," ujarnya.

Begini Rasanya Olimpiade Biologi Internasional

Nicholas Sidik, siswa peraih medali perak dalam IBO ke-34, menuturkan kebanggaannya merasakan pengalaman yang menyenangkan dalam kompetisi internasional ini. Ia bersaing sebagai salah satu dari 300 siswa dari 89 negara.

Ia dan para siswa lain menjalani tes praktikum dan tes teori dengan komposisi penilaian 50:50. Ada empat topik yang harus dilibas, mulai dari molekuler biologi tumbuhan, bioinformatika, ekologi-etologi, dan biokimia. Tiap siswa punya waktu 90 menit untuk eksperimen berdasarkan soal dari panitia.

Lalu di tes teori, peserta punya 3-3,5 jam untuk menganalisis dan memecahkan masalah dari berbagai aspek biologi, mulai dari pemahaman konsep, pengetahuan praktis dan analitik, serta penerapan aplikasi biologi.

"Bisa mengikuti IBO itu sangat menyenangkan. Teman-teman di sana sangat beragam dan menyenangkan, semuanya seru," tutur Nicholas.

Ia berpesan pada siswa yang ingin ikut olimpiade untuk menguasai konsep dasar biologi. Lalu, sering-sering berlatih mengerjakan soal dari buku maupun nonbuku.

"Biologi itu seru dan menyenangkan. Walaupun terkadang harus menghafal, namun ketika kita mengerti dan menguasai konsepnya maka semua akan menjadi mudah," ujar Nicholas.

Para siswa Indonesia juga didampingi lima pendamping yang turut berperan sebagai juri internasional. Mereka adalah Agus Dana Permana, Ahmad Faizal, dan Dian Rosleine dari Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati Institut Teknologi Bandung (SITH-ITB), serta Titis Setiyobudi dan Fauzi Ramadhani Nasution dari Tim Olimpiade Biologi Indonesia (TOBI).

Ahmad Faizal menjelaskan, UEA tahun ini melibatkan beberapa juri internasional untuk membantu mereka dalam mendesain soal IBO. Praktik ini menurutnya tercermin lewat peningkatan kualitas soal.

"Secara performa, siswa Indonesia di atas rata-rata dari peserta negara lain, walaupun pada kenyataanya belum termasuk dalam 10 persen terbaik yang berhak mendapatkan medali emas," jelas Ahmad Faisal.

Selanjutnya, Tim Olimpiade Biologi Indonesia akan melakukan evaluasi atas prestasi yang diraih di IBO 2023 serta menyiapkan berbagai strategi agar Indonesia dapat kembali merebut medali emas IBO 2024 yang akan digelar di Astana, Kazakhstan.

Staf Ahli Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Bidang Manajemen Talenta, Tatang Muttaqin mengatakan, Kemendikbudristek memiliki Sistem Informasi Manajemen Talenta (SIMT) untuk mengakomodasi talenta para siswa. Sistem ini berfungsi sebagai referensi seleksi Beasiswa Indonesia Maju (BIM) berdasarkan prestasi.

"Atas nama Kemendikbudristek kami sangat bangga kepada adik-adik yang telah mengikuti Olimpiade Biologi Internasional dan mendapatkan dua medali perak serta dua medali perunggu. Tentu ini menjadi kebanggaan nasional dan akan menjadi inspirasi bagi siswa-siswa lainnya untuk terus berprestasi," tutur Tatang menyambut kedatangan para siswa yang mengharumkan nama Indonesia tersebut di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang kemarin.


Simak Video "Karena Keisengan Ibo Si Kera, Gerobak Sapi Tersangkut di Lumpur, Sindue, Sulawesi Tengah"
[Gambas:Video 20detik]

(twu/pal)

Komentar

Baca Juga (Konten ini Otomatis tidak dikelola oleh kami)

Antarkabarid

Arenanews

Antaranews

Berbagi Informasi

Kopiminfo

Liputan Informasi 9

Media Informasi

Opsi Informasi

Opsitek