Bukan Hanya Karena El Nino, Ini Penyebab Harga Beras Tinggi By BeritaSatu - Opsiin

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Bukan Hanya Karena El Nino, Ini Penyebab Harga Beras Tinggi By BeritaSatu

Share This

 

Bukan Hanya Karena El Nino, Ini Penyebab Harga Beras Tinggi

By BeritaSatu.com
beritasatu.com
August 14, 2023
Ilustrasi petani padi.
Ilustrasi petani padi.

Jakarta, Beritasatu.com - Ketua Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI), Abdullah Mansyuri mengingatkan adanya ancaman El Nino terhadap ketahanan pangan Indonesia, salah satunya terkait pasokan dan harga beras.

Tidak sekadar El Nino, Abdullah juga menyoroti kurangnya pengawalan, pendampingan, serta penguatan terhadap para petani. Padahal, beras merupakan bagian penting dari kebutuhan pokok masyarakat Indonesia.

BACA JUGA

"Akibatnya, petani kita tidak banyak melakukan tanam. Hal ini kemudian berdampak pada pasokan beras dan permintaan di masyarakat," ungkap Abdullah Mansyuri kepada Beritasatu.com, Selasa (29/8/2023).

Abdullah menambahkan, Bulog memang sudah diberikan tugas oleh pemerintah untuk menjaga stok beras, tetapi jika keseimbangan antara produksi dan pasokan tidak terjaga, maka masalah akan muncul.

Abdullah menyampaikan, faktor El Nino turut memainkan peran penting. Beberapa wilayah menghadapi kondisi kekeringan karena dampak El Nino. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memproyeksikan puncak siklus El Nino akan berlangsung dari Agustus hingga Oktober 2023.

"Faktor El Nino turut berkontribusi juga, mengingat adanya fluktuasi harga pangan di pasar global. Akhirnya berefek pada permintaan kita di luar negeri atau impor, itu juga mengalami persoalan," kata Abdullah.

"Hal-hal ini yang membuat kepanikan publik. Kami berharap agar pemerintah melakukan upaya-upaya untuk menjaga masalah beras ini tidak berlalu terlarut," tambahnya.

Abdullah menegaskan, stok beras memang masih ada, tetapi perlu diingat bahwa ketika membicarakan stok beras, perlu juga mempertimbangkan perspektif jangka panjang.

BACA JUGA

"Saat ini, stok masih ada, tetapi para pedagang juga perlu melihat tren untuk jangka waktu yang lebih panjang. Bulog memiliki stok sekitar satu juta ton lebih. Pertanyaannya, apakah itu akan cukup untuk empat bulan ke depan? Ini harus diantisipasi dan diawasi oleh pemerintah. Karena isu beras tidak hanya berkaitan dengan saat ini, besok, atau bulan depan, tetapi juga dengan kebutuhan jangka panjang hingga tahun depan," ujar Abdullah.

IKAPPI juga telah menemui Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi untuk membicarakan masalah harga beras yang tinggi.

"Kami melihat memang beras ini semakin hari, semakin ruwet ya. Kalau kita lihat ritme kenaikannya ini perlu dikhawatirkan karena per hari yang medium dan premium bisa sampai Rp 500 bahkan Rp 1.000. Kenaikan ini menurut saya tidak wajar karena permintaan belum tinggi," ungkap Abdullah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here

Pages