Cerita Peserta Jambore Dunia dari Indonesia Hadapi Panas Ekstrem di Korsel
:extract_focal()/https%3A%2F%2Fawsimages.detik.net.id%2Fcommunity%2Fmedia%2Fvisual%2F2023%2F08%2F07%2Fsuasana-terik-jambore-dunia-di-korsel-dok-peserta-jambore-dunia-dari-indonesia-faisal-1_169.jpeg%3Fw%3D600%26q%3D90)
Kontingen Indonesia bertahan di tengah cuaca panas ekstrem yang melanda saat kegiatan Jambore Dunia di Korea Selatan (Korsel). Bagaimana kondisi para peserta asal Indonesia di sana saat ini?
Salah satu peserta RI dari unit Indonesia-16, Muhammad Fatih Zamzami, menceritakan kondisi dia dan teman-temannya. Fatih mengatakan cuaca panas di lokasi perkemahan membuat kulit terasa gosong.
"Di sini kondisinya panas banget, kulit juga gosong," ujar Fatih saat dihubungi detikcom
Meski begitu, Fatih menyebut para peserta diberi banyak fasilitas untuk mengurangi udara panas. Beberapa yang didapat adalah air, topi, sunscreen, hingga adanya cooling station.
"Tapi dikasih fasilitas banyak banget. Dikasih air banyak sekali, dibagiin payung, topi, sunscreen, antinyamuk, dan lain-lain. Juga banyak cooling station, yaitu bus yang difungsikan sebagai tempat buat ngadem," ujar Fatih.
Fatih bersyukur, meski cuaca panas menyengat, tidak ada peserta kontingen Indonesia yang jatuh sakit. Menurutnya, beberapa peserta Jambore Dunia yang jatuh sakit berasal dari negara lain.
:extract_focal()/https%3A%2F%2Fawsimages.detik.net.id%2Fcommunity%2Fmedia%2Fvisual%2F2023%2F08%2F07%2Fsuasana-terik-jambore-dunia-di-korsel-dok-peserta-jambore-dunia-dari-indonesia-faisal-2_169.jpeg%3Fw%3D620)
Ia mengatakan salah satu cara yang dilakukan untuk bertahan di cuaca panas adalah banyak minum air. Bahkan, kata Fatih, para petugas pun turut mengingatkan agar peserta minum.
"Di sini minum air sangat diwanti-wanti, sampai ada polisi Korea yang menyuruh berhenti jalan untuk minum air, persediaan air juga sangat banyak. Untuk tempat berteduh di campsite-nya tidak ada pohon, jadinya agak susah untuk berteduh karena tenda juga panas, tapi di sini disediakan cooling station," tuturnya.
Selanjutnya Fatih menyebut terdapat beberapa hal yang dikeluhkan oleh peserta. Salah satunya akses charging station yang dijadwalkan dan lambat, selain itu adanya staf dari Korea yang tidak lancar berbahasa Inggris menjadi kendala tersendiri.
"Salah satu keluhan yang paling banyak di regu saya itu charger, dimana itu sangat susah untuk mendapatkan akses ke charging station karena dijadwalkan, di sana casnya juga lambat," kata Fatih.
"Keluhan lain mungkin toilet yang kurang bersih. Terus juga adanya language barrier, di mana banyak staf dari Korea yang belum lancar berbahasa Inggris, jadi masih ada miskomunikasi," sambungnya.
Fatih mengatakan saat ini para peserta Jambore Dunia tengah mengemas barang-barang lantaran akan dilakukannya evakuasi. Evakuasi sendiri diketahui untuk menghindari angin topan Khanun yang diprediksi akan mendekati bumi perkemahan Sae Man-Geum.
"Kondisi sekarang lagi packing darurat, karena ada kabar mau evakuasi karena Taifun yang diprediksikan ke sini tanggal 9 Agustus," ujar Fatih.
:extract_focal()/https%3A%2F%2Fawsimages.detik.net.id%2Fcommunity%2Fmedia%2Fvisual%2F2023%2F08%2F07%2Fsuasana-terik-jambore-dunia-di-korsel-dok-peserta-jambore-dunia-dari-indonesia-faisal_169.jpeg%3Fw%3D620)
Kontingen Indonesia Bertahan
Diketahui sebelumnya, Ketua kontingen Gerakan Pramuka Indonesia untuk Jambore Dunia ke-25 Mayjen TNI Mar (Purn) Yuniar Ludfi mengatakan cuaca panas di Korea Selatan masih dalam batas aman. Yuniar menyebut pihaknya juga sudah mengunjungi beberapa unit di seluruh area perkemahan.
"Sampai saat ini kontingen Indonesia juga menganggap bahwa Jambore Dunia masih dalam batas aman untuk bisa diikuti dan hal ini kami sampaikan langsung dengan berkunjung ke unit-unit yang tersebar di seluruh area perkemahan," kata Yuniar dalam keterangannya, Minggu (6/8/2023).
Yuniar mengatakan kegiatan Jambore Pramuka Dunia ini juga dipantau langsung pihak KBRI Korea Selatan. Dia menyebut pihak KBRI sudah berada di lokasi perkemahan sejak kemarin.
"Kondisi di lapangan juga dimonitor langsung oleh pihak KBRI Korea Selatan yang juga berada di lokasi perkemahan sejak kemarin," katanya.
Lebih lanjut, Yuniar mengatakan negara yang mengirimkan peserta lebih dari 2.000 orang seperti Jerman, Swedia, Jepang dan Taiwan juga melakukan asesmen imbas cuaca panas di Korea Selatan. Hasil asesmen 4 negara itu juga memutuskan tetap bertahan mengikuti Jambore Dunia karena cuaca panas masih dalam batas aman.
Simak Video 'Panas Ekstrem di Jambore Dunia Korea Selatan, Kontingen RI Masih Bertahan':
Tidak ada komentar:
Posting Komentar