Dokter: ISPA Sulit Diobati Kalau Kena Asap Bakar Sampah Terus Menerus
Baru-baru ini viral kabar seorang anak di Tangerang Selatan terserang infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). Ia diduga kena ISPA akibat paparan asap pembakaran sampah oleh warga di lingkungan rumahnya.
Ketua Satgas Bencana Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Kurniawan Taufiq Kadafi, mengingatkan akan bahaya paparan asap pembakaran sampah yang terjadi terus-menerus. Salah satunya adalah masalah penyakit ISPA yang kian sulit untuk diobati.
"Kalau paparannya sering terjadi terus-menerus, tentunya akan menimbulkan kerusakan yang sifatnya lebih sulit untuk diatasi," kata Kurniawan melalui sambung telepon kepada CNNIndonesia TV, Jumat (4/8).
Kata dia, bahan sampah yang dibakar seperti kayu, plastik, atau kertas akan melepaskan zat kimia beracun yang berbahaya bagi organ tubuh manusia, tak terkecuali anak. Zat beracun yang dihasilkan dari pembakaran sampah di antaranya dioksin, nitrogen oksida, sulfur oksida, dan karbon monoksida.
"Karbon monoksida ini enggak tampak, tapi bisa menyebabkan anak jadi mual dan pusing. Atau sulfur oksida yang bisa menyebabkan infeksi pada sistem saluran pernapasan juga," jelasnya.
Menurut Kurniawan, semakin kecil paparan asap dari pembakaran sampah, maka semakin besar pula peluang anak pulih dari ISPA.
Ia pun mengingatkan para orang tua untuk mewaspadai gejala infeksi saluran pernapasan pada anak. Infeksi saluran pernapasan sendiri terbagi menjadi 2.
Yang pertama infeksi saluran pernapasan atas yang hanya menyerang hidung hingga tenggorokan. Selanjutnya adalah infeksi saluran pernapasan bawah, yang menyerang sistem pernapasan sampai ke paru-paru.
"Semisal anaknya mengalami sesak, napasnya cepat, ada tarikan pada dinding dada, itu bisa didapatkan pada anak-anak [ISPA]," paparnya.
Karena itu ia mengingatkan semua pihak dari berbagai sektor untuk serius menghadapi persoalan ISPA pada anak karena asap pembakaran sampah. Dalam hal ini, kata dia, bisa dimulai dari keluarga di rumah. Misal, membuat pilihan untuk tidak membakar sampah karena ada efek yang membahayakan bagi kesehatan.
"Yang kedua bagaimana cara mencegahnya, dengan adanya anak punya habit pakai masker, maka habit ini dipertahankan."
Komentar
Posting Komentar