Harga Beras Naik, Bos Badan Pangan: Pilihannya Impor atau Genjot Produksi!
Jakarta –
Harga beras medium dan premium mengalami kenaikan cukup signifikan. Bahkan kenaikannya kini di atas harga eceran tertinggi (HET) yang telah ditetapkan pemerintah.
Menjawab hal tersebut, Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi mengakui memang terjadi kenaikan harga beras. Ia pun menyinggung kondisi produksi padi saat ini yang sedang tidak normal, namun dia enggan menyebut secara terang-terangan terkait produksi yang minim.
“Cadangan pemerintah itu paling bagus itu dari produksi dalam negeri, tetapi pada saat dalam negeri seperti hari ini, ini pilihannya kita mau penganekaragaman konsumsi atau satu lagi impor. Tinggal pilih aja, mau pilih harga tinggi, kita tidak melakukan importasi ya kita sama sama seperti hari ini, ya kuncinya ada di produksi,” ujarnya kepada detikcom, Selasa (22/8/2023).
Arief mengatakan jika ada yang mengatakan bahwa produksi beras kita saat ini melimpah, ia meminta diungkapkan di mana pasokan tersebut. “Kalau ada yang mengatakan melimpah, melimpahnya di mana berapa banyak, kalau ada yang sampaikan akan banjir bulan September banjirnya beras di mana,” jelasnya.
Oleh sebab itu, Arief menuturkan bahwa mengapa badan pangan telah menyiapkan pasokan cadangan pangan lebih awal seperti impor beras 2 juta ton di awal tahun. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi kenaikan harga beras yang sulit dibendung.
“Jadi yang pertama ini kenapa Badan Pangan Nasional mulai dari awal tahun sudah mempersiapkan cadangan pangan pemerintah (CPP) itu ini maksudnya, banyak orang nggak paham. Jadi saat produksi semester kedua itu drop, kita sudah punya cadangan pangan, sehingga cadangan pangan pemerintah ini yang digunakan untuk intervensi,” jelasnya.
Pihaknya pun telah melakukan intervensi untuk menekan harga beras yang saat ini naik, mulai dari penyebaran bansos dari beras Bulog hingga gerakan pasar murah di berbagai wilayah. Namun, menurut Arief hal itupun belum bisa membantu kondisi penggilingan saat ini.
“Tetapi ini semua tidak mengobati penggilingan padi, penggilingan padi itu yang dibutuhkan GKP gitu loh. Padi itu sekarang perlunya gabah kering panen, kalau nggak nanti mereka kapasitas produksi mereka utilitasnya hanya 20% mungkin nanti 15%,” jelasnya.
Arief menegaskan tidak ada kenaikan harga eceran tinggi (HET) saat ini. Pemerintah masih menggunakan Peraturan Badan Pangan Nasional Nomor 7 Tahun 2023 tentang Harga Eceran Tertinggi Beras yang dirilis Maret 2023 lalu.
Pihaknya juga memastikan pasokan cadangan beras saat ini terus dicukupi oleh pemerintah. Stok cadangan beras pemerintah (CBP) di Perum Bulog sudah mencapai 1,3 juta ton. Dengan pasokan itu, pemerintah akan menyalurkan bantuan beras pada Oktober, November, dan Desember 2023, bantuan ditargetkan membantu masyarakat yang membutuhkan sebanyak kurang lebih 21,35 juta keluarga penerima manfaat (KPM).
Sebelumnya, Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) Abdullah Mansuri mengatakan harga beras memang telah mengalami kenaikan hingga jauh dari HET. Kenaikan ini terjadi baik pada beras jenis medium dan premium.
“Kalau beras IR II (IR 64) itu Rp 11.200an/kg itu kalau dulu Rp 9.800/kg itu sebelum Idul Adha, itu sebelum konflik beras. Beras muncul itu termasuk medium kalau tidak salah Rp 12.800an/kg. Kemudian yang dianggap premium itu beras sentra Rp 13.500 kalau pera IR 42 sekitar Rp 14.200/kg. Jadi memang naiknya jauh di atas HET,” katanya kepada detikom, Selasa (22/8/2023).
Berdasarkan catatan Panel Harga Pangan milik Badan Pangan Nasional harga beras memang telah naik cukup signifikan. Saat ini harga premium kini di angka Rp 12.110 per kilogram (kg), sementara harga beras medium Rp 13.780/kg.
Jika ditarik ke belakangan sepekan lalu, harga beras medium hari ini naik dari Rp 12.030/kg. Kemudian harga beras premium juga naik dari pada 15 Agustus lalu Rp 13.680/kg. Harga beras premium di DKI Jakarta tercatat di angka Rp 12.790/kg, Jawa Barat Rp 12.750/kg, Jawa Tengah Rp 12.950/kg, DI Yogyakarta Rp 12.660/kg, dan Jawa Timur Rp 12.760/kg.
Harga beras medium di DKI Jakarta tercatat di angka Rp 10.840/kg, Jawa Barat Rp 11.390/kg, Jawa Tengah Rp 11.500/kg, DI Yogyakarta Rp 11.790/kg, dan Jawa Timur Rp 11.500/kg.
Harga saat ini di atas HET yang ditetapkan pemerintah dalam Peraturan Badan Pangan Nasional Nomor 7 Tahun 2023 tentang Harga Eceran Tertinggi Beras. Untuk Zona 1 meliputi Jawa, Lampung, Sumsel, Bali, NTB, dan Sulawesi, HET beras medium senilai Rp. 10.900/kg sedangkan beras premium Rp. 13.900/kg.
Sementara itu, untuk Zona 2 meliputi Sumatera selain Lampung dan Sumsel, NTT, dan Kalimantan, HET beras medium sebesar Rp. 11.500/kg dan beras premium Rp.14.400/kg. Adapun zona 3 meliputi Maluku dan Papua, HET beras medium sebesar Rp. 11.800/kg, dan untuk beras premium sebesar Rp. 14.800/kg.
(ada/rrd)
Komentar
Posting Komentar