Israel Mau Normalisasi Hubungan dengan Saudi Tanpa Konsesi Palestina
Partai kunci dalam pemerintahan koalisi Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tidak akan menyetujui konsesi apa pun kepada Palestina sebagai bagian dari kesepakatan normalisasi hubungan dengan Arab Saudi.
Pernyataan itu disampaikan salah satu menteri kabinet dalam pemerintahan Benjamin Netanyahu yakni Menteri Misi Nasional Orit Strock, Senin (31/7). Hal itu setelah Strock ditanya apakah partai pro-pemukimnya Religious Zionism akan menerima konsesi sebagai imbalan memperkuat hubungan formal dengan Arab Saudi.
"Kami pasti tidak akan menyetujui hal seperti itu. Kami sudah selesai dengan penarikan. Kita selesai dengan pembekuan permukiman di Yudea dan Samaria (istilah alkitabiah untuk Tepi Barat). Ini adalah konsensus di antara seluruh sayap kanan," kata Strock, seperti dilansir The Arab Weekly.
Presiden Amerika Serikat Joe Biden minggu lalu mengirim penasihat keamanan nasionalnya ke Arab Saudi untuk membahas kemungkinan kesepakatan Saudi-Israel, yang dianggapnya sebagai prioritas kebijakan, dan pada Jumat (28/7) Biden mengatakan soal kemungkinan pemulihan hubungan yang sedang berlangsung di antara Arab Saudi dan Israel.
Ide normalisasi hubungan telah didiskusikan sejak Arab Saudi memberikan persetujuan diam-diam mereka kepada negara tetangga Teluk seperti Uni Emirat Arab dan Bahrain, yang menjalin hubungan dengan Israel pada 2020. Riyadh tidak mengikuti, karena ingin tuntutan Palestina harus dipenuhi terlebih dahulu.
Seorang juru bicara Kepala Religious Zionism, Menteri Keuangan Bezalel Smotrich, tidak segera menjawab ketika ditanya apakah pernyataan Strock mencerminkan ucapan Smotrich.
Posisi seperti itu akan menimbulkan hambatan politik bagi Netanyahu, yang telah menjadikan normalisasi hubungan dengan Arab Saudi sebagai tujuan utama kebijakan luar negeri pemerintahannya.
Arab Saudi sebetulnya menunjukkan tanda-tanda bersedia rujuk dengan Israel, jika mendapat jaminan keamanan dari Negeri Paman Sam. Riyadh juga disebut meminta Washington untuk membantu mengembangkan program nuklir sipil serta mengurangi pembatasan senjata.
Di luar itu, Saudi selama ini menggembar-gemborkan bersedia normalisasi jika Palestina merdeka dan bebas dari penjajahan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar