Jadi Patokan Jakarta, Bagaimana Cara Bangkok Atasi Polusi Udara?
Pemerintah melakukan berbagai upaya untuk memerangi polusi udara yang semakin parah di kawasan Jabodetabek. Langkah-langkah yang diambil di antaranya adalah dengan melakukan penyemprotan air ke jalan hingga menyemprot air berkabut (water mist) dari atap gedung-gedung tinggi.
Langkah-langkah tersebut sebetulnya sudah mendapat banyak kritikan, dan hasil studi di China membuktikan menyemprot air ke jalan tidak akan efektif menekan polusi udara, malah justru akan membuat tingkat polusi semakin parah.
Namun begitu, Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono bersikeras tetap melanjutkan cara-cara tersebut. Ia beralasan pihaknya meniru langkah Kota Bangkok, Thailand dalam memerangi polusi.
"Tadi ada yg menyampaikan, di negara bla, bla, bla, itu berbeda kondisinya dengan kita. Musim dingin, kering, itu disiram tidak pas. Tapi di Bangkok, Thailand berhasil, di DKI enggak ada musim dingin minus sekian derajat," kata Heru dalam konferensi pers di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (28/8).
Polusi udara sempat menjadi momok warga Kota Bangkok beberapa waktu lalu. Namun otoritas setempat berhasil mengendalikan polusi dengan langkah-langkah yang diambil.
Lalu, bagaimana sebetulnya Bangkok menangani polusi udara?
Mengutip laman resmi C40, kualitas udara di Bangkok secara bertahap membaik dan sebagian besar jumlah polutan udara telah memenuhi standar kualitas udara Thailand. Secara khusus, mereka berupaya menyelesaikan masalah di sumbernya dengan meningkatkan standar emisi polusi dari kendaraan bermotor dan kualitas bahan bakar.
Namun, beberapa daerah di Bangkok dihadapkan pada polusi udara PM2.5, dengan 60 persen polutan berasal dari mobil bermesin diesel, 35 persen dari pembakaran terbuka, dan 5 persen karena penyebab lainnya. Sumber-sumber emisi ini menjadi tantangan utama yang perlu diatasi.
Oleh karena itu, otoritas setempat mengumumkan tantangan fenomena polusi udara PM2.5 masuk dalam agenda nasional dan semua pemangku kepentingan harus melakukan tindakan yang efektif untuk meningkatkan kualitas udara di Bangkok.
Saat itu Bangkok membentuk Komite Pencegahan dan Solusi Polusi Udara yang diketuai Gubernur Bangkok. Komite tersebut kemudian menentukan langkah-langkah jangka pendek dan jangka panjang untuk menangani masalah polusi.
Langkah-langkah jangka pendek yang diambil yakni:
1. Meningkatkan frekuensi pembersihan jalan dan penyiraman air untuk memerangkap debu
2. Meningkatkan pos pemeriksaan dan melarang semua mobil yang mengeluarkan asap hitam
3. Berkoordinasi untuk mengatasi kemacetan lalu lintas dan mempromosikan sistem transportasi umum
4. Melarang pembakaran sampah dan pembakaran terbuka
5. Mengontrol secara ketat debu dari konstruksi Skytrain
6. Mengendalikan dan menyelesaikan masalah yang terkait dengan debu dari konstruksi bangunan
7. Meningkatkan area hijau
8. Mengendalikan emisi polusi dari pabrik-pabrik industri agar sesuai dengan standar
9. Membagikan masker bedah dan informasi tentang cara mencegah PM2.5, terutama untuk anak-anak, pasien, dan orang tua, dll.
Sementara, langkah-langkah jangka panjang yang diambil yakni:
1. Meningkatkan standar emisi polutan kendaraan bermotor dan kualitas bahan bakar
2. Mengembangkan jaringan untuk sistem angkutan umum multi-moda
3. Mempromosikan pemanfaatan sistem angkutan umum
4. Menyediakan bangunan "Park&Ride" untuk mempromosikan sistem transportasi umum
5. Meningkatkan area hijau
"Pemerintah berusaha menekankan langkah-langkah pengendalian PM2.5 dan memberikan pengetahuan tentang pencegahan PM2.5. Selain itu, BMA juga meningkatkan saluran untuk mendistribusikan informasi tentang kualitas udara kepada warga untuk membantu mereka memahami masalah kualitas udara, dan untuk menciptakan jaringan kerja sama," demikian bunyi penjelasan dalam laman C40.
Pakai drone usir polusi
Pada 2019, pemerintah kota Bangkok juga menggunakan armada pesawat tanpa awak berukuran besar atau drone untuk menyemprotkan air ke udara dalam upaya mengurangi kabut asap yang menyelimuti wilayah ibu kota.
Mengutip Bangkok Post, pemerintah setempat meminjam drone tersebut dari sebuah klub pertanian. Drone-drone tersebut diterbangkan untuk penyemprotan pengurangan debu di enam wilayah di Bangkok.
Setiap drone dapat membawa 5-10 liter air dan dapat diterbangkan di atas area seluas dua kilometer persegi selama 15-20 menit dengan sekali pengisian daya. Truk-truk air juga dilibatkan dalam operasi ini, menyemprotkan air ke udara.
"Drone hanya akan menyemprotkan air bersih ke udara, dengan departemen Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Bangkok yang mengawasi operasi tersebut,'' kata Pol Gen Aswin Kwanmuang saat itu.
Komentar
Posting Komentar