Jepang Buang Limbah Nuklir ke Laut, Perairan Indonesia Aman?
Jumat, 25 Agu 2023 18:25 WIB
Ilustrasi. Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkap kondisi laut Indonesia tidak akan terpengaruh dari pembuangan limbah nuklir Fukushima. (Foto: AFP/PHILIP FONG)
Jakarta, CNN Indonesia --
Jepang mulai membuang limbah radioaktif dari pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Fukushima ke Samudera Pasifik, Kamis (24/8). Amankan laut Indonesia dari ancaman bahaya radiasi nuklir?
Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkap kondisi laut Indonesia tidak akan terpengaruh dari pembuangan limbah nuklir Fukushima ke laut yang dilakukan saat ini.
Profesor riset di Pusat Riset Teknologi Daur Bahan Bakar Nuklir dan Limbah Radioaktif BRIN Djarot Sulistio Wisnubroto membandingkannya dengan insiden kebocoran Reaktor Fukushima pada 2011.
Usai kejadian, berdasarkan hasil monitoring para ahli, ia menyebut tak ditemukan dampak signifikan di perairan RI. Padahal, katanya, saat kecelakaan tersebut banyak kontaminan radioaktif yang terlepas ke laut.
"Pelepasan air terolah dari Fukushima yang telah dimulai, tak ada pengaruhnya bagi Indonesia," kata Djarot saat dihubungi CNNIndonesia.com, Jumat (26/8).
Ia menjelaskan limbah nuklir yang terbawa dengan air dan dibuang di laut itu, merupakan air olahan yang mengandung zat radioaktif tritium. Namun zat radioaktif itu dalam konsentrasi rendah, sehingga tidak memberikan efek negatif bagi biota laut maupun manusia.
Menurut pria yang pernah menjadi kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) periode 2012-2018, hasil monitoring pada 2011, tak ada dampak signifikan di perairan Indonesia.
Selain itu, Djarot memprediksi arus laut yang berasal dari Fukushima akan lebih mengarah ke timur dari pada ke selatan atau ke arah Indonesia. Meski begitu, arus laut tersebut setelah sekian lama ada kemungkinan ke selatan.
"Namun patut diketahui bahwa Jepang melepas air terolah tersebut selama 30 tahun, jadi sangat perlahan. Bersamaan dengan itu tritium juga akan meluruh (waktu paruh tritium 12,5 tahun, artinya dalam jangka waktu tersebut konsentrasinya tinggal separuhnya)."
"Jadi kalau sampai perairan Indonesia maka kadarnya sudah bisa diabaikan," jelas mantan Kepala Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN) itu.
Unsur politik
Menurut Djarot, limbah nuklir itu akan terbawa arus ke arah Timur dan bakal berdampak di perairan Amerika. Namun, sampai saat ini tidak ada protes keras dari pemerintah Amerika Serikat.
"Harus diingat bahwa mestinya yang protes keras itu Amerika Serikat, karena mereka punya Hawaii dan lain-lain. Tetapi, pemerintah Amerika justru menyetujui tindakan Jepang, yang protes kan Tiongkok, ini lebih ke arah politik daripada sains," paparnya.
Sebelumnya, sejumlah negara memprotes pembuangan air limbah radioaktif dari PLTN Fukushima ke Samudra Pasifik, Kamis (24/8). Air limbah itu mula-mula bakal dilepaskan dalam porsi kecil dan dengan pemeriksaan ketat.
Debet pertama limbah yang akan dibuang sebesar 7.800 meter kubik, setara dengan sekitar tiga kolam renang Olimpiade air. Proses ini akan berlangsung selama sekitar 17 hari.
Operator pabrik Tokyo Electric Power (Tepco) 9501.T menyatakan pembuangan limbah ini akan dimulai sekitar pukul 13.00 waktu setempat. Menurut hasil uji Tepco yang dirilis pada pekan lalu, air limbah Fukushima mengandung sekitar 63 becquerel tritium per liter.
Total limbah Fukushima saat ini tercatat lebih dari 1,3 juta metrik ton. Tepco memperkirakan proses pelepasan limbah bakal memakan waktu puluhan tahun.
Rencana pembuangan limbah itu menuai kritik dari China, yang menyebut langkah tersebut "egois dan tidak bertanggung jawab."
Selain itu, Korea Selatan juga menyuarakan protes. Aktivis-aktivis di Korsel mengkritik keras rencana pembuangan ini, meski Seoul secara resmi menyatakan tak menemukan masalah pada aspek ilmiah dan teknis dari pembuangan limbah tersebut.
Hong Kong dan Makau menyatakan tak akan menerima makanan laut dari Jepang dan sejumlah daerah, seperti Ibu Kota Tokyo dan Fukushima.
(can/dmi)
Komentar
Posting Komentar