Kesaktian Keris Jenderal Sudirman Samarkan Rumah Penduduk dari Pasukan Belanda - inews

 

Kesaktian Keris Jenderal Sudirman Samarkan Rumah Penduduk dari Pasukan Belanda

inews.id
August 9, 2023
Panglima Besar Jenderal Sudirman
Panglima Besar Jenderal Sudirman

JAKARTA, iNews.id - Panglima Besar Jenderal Sudirman memilik keris sakti. Konon keris tersebut penolak mortir.

Kisahnya dimulai saat suara pesawat membangunkan Desa Bajulan yang senyap pada suatu hari di awal Januari 1949. Lalu penduduk desa di Nganjuk, Jawa Timur, yang tengah berada di sawah, halaman, dan jalanan itu panik masuk ke rumah atau bersembunyi ke balik pepohonan.

Warga Nganjuk tahu itu pesawat Belanda yang sedang mencari para gerilyawan dan bisa saja memuntahkan bom atau peluru. Tak terkecuali Jirah, perempuan 16 tahun itu gemetar di dapur, seraya membayangkan gubuknya dihujani peluru.

Menurut dia, di rumahnya ada sembilan laki-laki asing sebagai tamu Pak Kedah (ayah angkatnya), yang dia layani makan dan minum.

Editor : Faieq Hidayat

Follow Berita iNews di Google News

Meskipun tak paham siapa orang-orang ini, Jirah menduga mereka yang sedang dicari tentara Belanda. Sewaktu pesawat mendekat, dia melihat seorang yang memakai beskap duduk di depan pintu dikelilingi delapan lainnya.

Lelaki pemakai beskap yang oleh semua orang dipanggil "Kiaine" atau Pak Kiai itu mengeluarkan keris dari pinggangnya. Keris itu dia taruh di depannya.

Editor : Faieq Hidayat

Follow Berita iNews di Google News

Tangannya merapat dan mulutnya komat-kamit merapal doa. Ajaib, keris itu berdiri dengan ujung lancipnya menghadap ke langit-langit.

Kian dekat suara pesawat, kian nyaring doa mereka. Keris itu perlahan miring, lalu jatuh ketika bunyi pesawat menjauh. Kiaine menyarungkan keris itu lagi dan para pendoa meminta undur diri dari ruang tamu.

Kepada Jirah, seorang pengawal Kiaine bercerita bahwa keris dan doa itu telah menyamarkan rumah dan kampung tersebut dari penglihatan tentara Belanda. Dari obrolan para tamu dengan ayahnya itu, Jirah samar-samar mendengar bahwa orang yang memakai beskap bertubuh tinggi, kurus, dan pendiam dengan napas tercekat yang dipanggil Kiaine tersebut adalah Jenderal Sudirman.

Selama lima hari di Bajulan, tak sekali pun Belanda menjatuhkan bom atau menembaki penduduk. "Itu berkat keris dan doa-doa," kata Jirah.

Editor : Faieq Hidayat

Follow Berita iNews di Google News

Baca Juga

Komentar

 Pusatin Informasi 


 Postingan Lainnya 

Artikel populer - Google Berita