Korban Jiwa Kebakaran Hawaii Melonjak Jadi 67 Orang
Pemerintah Maui County, Hawaii, menyatakan bahwa korban jiwa kebakaran lahan hebat yang melanda wilayah tersebut kini melonjak menjadi 67 korban, setelah sebelumnya baru tercatat 55 orang.
"Seiring dengan upaya pemadaman yang berlanjut, 12 tambahan korban jiwa telah dikonfirmasi pada hari ini di tengah kebakaran aktif di Lahaina," kata pejabat Maui, diberitakan AFP pada Sabtu (12/8).
"Ini membuat angka kematian [sejauh ini] menjadi 67 orang," lanjutnya.
Menurut laporan Reuters, angka korban jiwa itu masih memungkinkan untuk bertambah seiring tim terus menyisir reruntuhan kota yang hangus dengan bantuan anjing pelacak.
Sejauh ini, diperkirakan sebanyak 1.000 bangunan hangus terbakar dan membuat ribuan orang kehilangan tempat tinggal.
Para pejabat setempat menyebut tragedi ini sebagai bencana alam terburuk dalam sejarah negara bagian Amerika Serikat tersebut.
"Tidak diragukan lagi, akan ada lebih banyak korban jiwa. Kami tidak tahu, pada akhirnya, berapa banyak yang akan terjadi," kata Gubernur Hawaii, Josh Green, kepada CNN saat angka korban jiwa 59 orang.
Bencana kebakaran hebat ini terjadi setelah tengah malam pada Selasa (8/8). Kala itu, kebakaran sebuah semak dilaporkan terjadi di kota Kula, 56 kilometer dari Lahaina. Lima jam kemudian, warga Lahaina mengeluhkan listrik padam.
Pada pagi harinya, akun Facebook Pemerintah Maui mengatakan kebakaran lahan di Kula sudah melebar hingga ratusan hektar padang rumput. Namun sebesar 1,2 hektar lahan yang terbakar sudah tertangani.
Akan tetapi pada siang harinya, situasi menjadi lebih parah. Sekitar pukul 15.00 waktu setempat, kebakaran lahan Lahaina mendadak berkobar kembali. Masyarakat pun mulai mengungsi, termasuk turis hotel, ke tempat penampungan.
Pada jam-jam berikutnya, pemerintah setempat mengunggah sejumlah perintah evakuasi di Facebook saat api menyebar ke seluruh kota.
Sejumlah saksi mengatakan mereka hanya mendapatkan sedikit pemberitahuan dan peringatan sebelumnya. Sementara itu, kobaran lahan melalap segalanya dalam hitungan menit.
Bahkan untuk menyelamatkan diri dari kobaran api, sejumlah warga terpaksa terjun ke Samudera Pasifik.
Menurut spesialis iklim dan komunitas di the Urban Institute Washington, Andrew Rumbach, evakuasi di Lahaina terbilang rumit karena lokasi pantainya di sebelah perbukitan. Hal ini membuat jalur evakuasi menjadi terbatas.
"Ini adalah skenario mimpi buruk," kata Rumbach yang juga mantan profesor tata kota di University of Hawaii.
"Api yang bergerak cepat di tempat padat penduduk dengan komunikasi yang sulit, dan tidak banyak pilihan yang baik dalam hal evakuasi." lanjutnya.
Komentar
Posting Komentar