KTT Ukraina di Arab Saudi Diikuti Lebih dari 40 Negara, Bagaimana Hasilnya?
KIEV, iNews.id – KTT penyelesaian krisis Ukraina yang diadakan di Arab Saudi dinilai Kiev berjalan produktif dan membuat kemajuan menuju penyelesaian damai dengan Rusia. Sementara Moskow justru menyebut pertemuan itu sebagai upaya yang gagal untuk memobilisasi dunia internasional agar berada di belakang Kiev.
“Kami melakukan konsultasi yang sangat produktif tentang prinsip-prinsip utama yang harus dibangun perdamaian yang adil dan abadi,” ungkap Kepala Staf Presiden Ukraina, Andriy Yermak, dalam sebuah pernyataaan seperti dikutip Reuters
Lebih dari 40 negara, termasuk China, India, Amerika Serikat, dan negara-negara Eropa ikut serta dalam pembicaraan di Jeddah yang berakhir pada Minggu (6/8/2023) kemarin. Akan tetapi, Rusia tidak berpartisipasi dalam ajang tersebut.
Yermak mengatakan, semua negara yang hadir telah menunjukkan komitmen terhadap prinsip-prinsip hukum internasional dan menghormati kedaulatan dan integritas teritorial negara yang tidak dapat diganggu gugat.
Ukraina dan sekutunya menyebut pembicaraan itu sebagai upaya untuk mendapatkan dukungan internasional yang luas untuk hal-hal prinsip yang diinginkan Kiev sebagai dasar perdamaian. Di antara prinsip itu termasuk penarikan semua pasukan Rusia dan pengembalian semua wilayah Ukraina ke kendalinya.
Presiden Volodymyr Zelensky mengatakan, dia ingin KTT global berlangsung berdasarkan prinsip-prinsip tersebut akhir tahun ini.
Kementerian Media Arab Saudi menyatakan, para peserta telah menyepakati pentingnya melanjutkan konsultasi untuk membuka jalan bagi perdamaian. Sejumlah pejabat Eropa mengatakan, para peserta berencana untuk membentuk kelompok kerja untuk mengatasi masalah khusus yang ditimbulkan oleh perang di Ukraina.
Sekitar 18 bulan setelah Rusia menginvasi Ukraina, setiap prospek perundingan damai langsung antara Kiev dan Moskow selalu mentah. Pertempuran pun terus berkecamuk di sepanjang garis depan.
Wakil Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Ryabkov mengatakan pertemuan itu adalah cerminan dari upaya Barat untuk melanjutkan upaya memobilisasi negara-negara Global Selatan di belakang posisi Zelensky. Namun, dia menyebut upaya semacam itu sia-sia belaka dan bakal berujung kegagalan.
Editor : Ahmad Islamy Jamil
Follow Berita iNews di Google News
Sementara negara-negara Barat secara luas mendukung Ukraina, banyak negara lain enggan memihak meskipun mereka ingin mengakhiri konflik yang telah menghantam ekonomi global.
Partisipasi China di Saudi mengisyaratkan kemungkinan perubahan dalam pendirian Beijing soal krisis Ukraina. Namun, para analis menilai perubahan itu tidak besar. China memang terkesan menjauh dari putaran pembicaraan sebelumnya di Kopenhagen, Denmark, dan telah menghindari seruan Barat untuk mengutuk agresi Rusia.
Para diplomat Barat juga menekankan peran Arab Saudi dalam mengumpulkan kelompok negara yang lebih luas untuk ambil bagian, memanfaatkan hubungannya yang berkembang dengan Beijing dan hubungannya yang berkelanjutan dengan Moskow dan Kiev.
Editor : Ahmad Islamy Jamil
Follow Berita iNews di Google News
Tidak ada komentar:
Posting Komentar