Kualitas Udara Jakarta Terburuk di Dunia, Begini Respons Masyarakat
:extract_focal()/https%3A%2F%2Fimg2.beritasatu.com%2Fcache%2Fberitasatu%2F960x620-3%2F1569257665.jpg)
Jakarta, Beritasatu.com - Jakarta menempati posisi teratas sebagai kota yang memiliki kualitas udara terburuk di dunia. Sebagian besar masyarakat Jakarta mengakui hal tersebut.
Hal itu salah satunya dikatakan oleh seorang warga bernama Oky Arman. Dikatakan, polusi udara di Jakarta makin parah tiap tahunnya.
"Untuk polusi udara di Jakarta memang sudah bertahun-tahun ya isu ini kita sebagai warga Jakarta juga agak panik," kata Oky saat ditemui Beritasatu.com di kawasan Kebon Nanas, Jakarta Timur, Jumat (11/2023).
Dikatakan, kualitas udara Jakarta yang kian memburuk disebabkan mobilitas tinggi masyarakatnya yang sebagian besar masih menggunakan kendaraan pribadi.
"Karena di ibu kota, mobilitasnya tinggi dari kendaraan dari dahulu juga kita tidak bisa pungkiri. Mau berangkat kantor macet gitu berdampak banget terhadap udara," ujar Oky.
Kualitas udara Jakarta sempat membaik saat pandemi Covid-19 melanda Indonesia. Hal itu karena sebagian warga harus bekerja dari rumah atau work from home (WFH). Namun, saat ini, Jakarta kembali menduduki peringkat tertinggi sebagai kota dengan polusi udara tertinggi.
"Iya enggak akhir-akhir ini juga karena sudah dari beberapa tahun belakangan ini. Kita terbantu waktu Covid-19 aja mereda ketika orang-orang semua WFH dan sekarang kembali rutin seperti sediakala," sebut Oky.
"Sebelum Covid-19 juga yang sering macet dan itu juga ya (polusi), kurang lebih hampir sama ini mungkin terburuk dan juga beberapa kali sempat Jakarta di posisi terburuk juga di dunia. Jadi ini berulang," lanjut dia.
Kualitas udara Jakarta yang makin buruk juga turut dirasakan oleh Amanda yang kerap bepergian menggunakan sepeda motor.
"Saya merasa sih soalnya bawa motor juga jadi merasa banget kalau polusinya memang lagi enggak bagus kita keganggu juga pernafasannya karena udaranya yang kurang baik," ungkap Amanda.
Nadifah, warga Jakarta lainnya mengakui hal serupa. Nadifah mengaku sempat heran melihat langit Jakarta lebih kelam dibanding biasanya.
"Sudah ngerasa akhir-akhir ini soalnya kayak biasanya kan langitnya biru ini kok jadi abu-abu terus juga sekarang macetnya makin tambah parah," tutur Nadifah.
Menurut Amanda, sebagai faktor penyebab yang paling berkontribusi dalam pencemaran udara adalah kendaraan bermotor. Untuk itu, Amanda berharap warga Jakarta mengurangi aktivitas menggunakan kendaraan pribadi dan beralih ke transportasi umum.
"Kalau menurut saya iya kurang-kurangin aja sih bawa motornya menurut saya kan juga bisa diganti alternatif nya kaya naik transportasi umum atau lebih baik sih kita naik sepeda atau jalan biar sekalian olahraga juga biar sehat," kata Amanda.
Oky juga menambahkan sudah seharusnya warga Ibu Kota peduli terhadap polusi udara Jakarta dan beralih ke transportasi umum. Apalagi, Pemprov DKI Jakarta sudah menyediakan beragam fasilitas untuk menunjang transportasi umum.
"Transportasi Jakarta sudah memadai, jadi mungkin kita mulai beralih untuk menggunakan transportasi umum dan kembali aktif menggunakan sepeda bagi yang ke kantornya enggak terlalu jauh," terang Oky.
"Ke depannya semoga polusi udara ini semakin membaik di Ibu Kota Jakarta jadi untuk kesehatan juga tidak membahayakan," tegasnya.
0 Komentar