Kualitas Udara Jakarta Terburuk di Dunia, Warga Tetap Padati CFD By BeritaSatu

 

Kualitas Udara Jakarta Terburuk di Dunia, Warga Tetap Padati CFD

By BeritaSatu.com
beritasatu.com
July 31, 2023
Foto udara aktivitas warga yang berolahraga saat Hari Bebas Kendaraan Bermotor
Foto udara aktivitas warga yang berolahraga saat Hari Bebas Kendaraan Bermotor

Jakarta, Beritasatu.com - Sudah kurang lebih 1 bulan lamanya Jakarta menempati posisi sebagai kota dengan tingkat polusi udara paling buruk di dunia. Meski begitu, masih banyak warga DKI yang mengaku tetap memilih melakukan aktivitas, seperti berolahraga di luar ruangan.

Salah satu warga, Ridho mengatakan menjaga kesehatan seperti berolahraga tetap penting dilakukan meski saat ini Jakarta dinilai memiliki udara yang kotor atau tidak sehat. Terlebih, katanya, sirkulasi udara di Jakarta saat car free day (CFD) dinilai lebih baik ketimbang hari biasanya, sehingga ia tidak takut untuk berolahraga di luar ruangan.

"Menurut saya walaupun udara lagi buruk tetap harus jaga kesehatan karena misalkan cuman mengandalkan di dalam rumah nantikan tetap ada udara kotor yang masuk kan," kata Ridho kepada Beritasatu.com di acara CFD, Minggu (20/8/2023).

"Makanya saya berupaya menjaga kesehatan dengan olahraga walaupun di luar ruangan," imbuhnya.

Selain itu, Ridho menambahkan dalam upaya mencegah dampak kurang baik karena polusi, dia memilih untuk menggunakan masker ketika naik transportasi umum.

"Kalau naik transportasi umum pakai masker sih, seperti itu biar jaga tubuh sendiri," imbuhnya.

Sementara itu, Rafi mengatakan alasan memilih beraktivitas di luar karena baginya peluang menghirup udara sehat tetap ada, sehingga dirinya tidak begitu takut untuk berolahraga di luar ruangan.

"Karena saya masih melek peluang masih ada udara bagus yang bisa kita hirup," katanya.

Kemudian, Rafi menyatakan sebagai warga Jakarta dirinya juga peduli akan status Jakarta sebagai kota dengan polusi udara tertinggi di dunia. Bahkan ia sendiri mengaku bingung dengan adanya berbagai indikator udara yang berbeda Mengani polusi di Jakarta.

"Ya saya tahu. Saya tadi baru saja baca berita data dari KLHK, dia bilang kualitas udaranya baik padahal dari Nafas menunjukkan sebaliknya. Sebenarnya saya bingung loh dengan data dari KLHK ini dia ambil data jam 12 malam sedangkan data dari Nafas itu yang terbaru, begitu," jelasnya.

Lalu, antisipasi yang ia lakukan untuk mencegah dampak buruk dari polusi udara, yakni dengan menggunakan masker jika beraktivitas di luar dan mengurangi intensitas berpergian keluar rumah demi mengurangi terhirupnya udara kotor di Jakarta.

Sementara itu, Dewi mengatakan dirinya memilih berolahraga di luar ruangan dikarenakan ia tidak memiliki waktu senggang di hari-hari biasanya, sehingga di saat CFD ada momen yang menurutnya tepat untuk berolahraga.

"Karena kan sehari-hari saya kerja kesempatannya hari Minggu, jadi car free day. Mau gak mau tetap olah raga. Tetapi ya jaga kondisi sih," ungkapnya.

Untuk antisipasi sendiri, Dewi menyatakan dirinya memilih untuk menggunakan masker di saat berolahraga demi terhindar dari terhirupnya udara kotor. Selain itu ia juga memilih untuk menjaga jarak agar tidak mudah tertular penyakit.

"Antisipasi ya mesti pakai masker. Terus kalau bisa menjaga jarak juga sih," tandasnya.

Baca Juga

Komentar