Luhut: PR Indonesia Masih Banyak, 3 Periode pun Tidak Akan Selesai
Jakarta, Beritasatu.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan bahwa negara memiliki banyak pekerjaan rumah (PR).
"Masih banyak PR yang bisa dikerjakan. tidak akan selesai sampai dua, tiga, presiden. Jadi enggak usah rebutan penghargaan, masih banyak masalah (untuk diselesaikan)," kata Luhut di acara Investor Daily Round Table di Senayan, Jakarta, Senin (31/7/2023).
Saking banyaknya, Luhut bahkan menyebut Indonesia baru bisa menjadi negara maju dalam 30 tahun mendatang.
Luhut menjelaskan, salah satu pekerjaan rumah yang dimaksud adalah melakukan hilirisasi, agar komoditas yang diekspor tidak lagi berwujud bahan baku mentah tetapi sudah menjadi barang setengah jadi.
BACA JUGA
"Kita lihat besi baja kita sudah masuk kelas dunia sekarang. Dalam beberapa tahun kita bisa ekspor, kompleksitas ekonomi sudah makin bagus, semua mulai berjalan," ungkap Luhut.
Luhut menilai, hilirisasi terbukti menjadi pekerjaan rumah yang menghasilkan lantaran menunjukan dampak positif. Menurutnya, dampak positif sudah terlihat dari upaya hilirisasi nikel tersebut.
"Selama 38 bulan ekspor kita positif, belum pernah terjadi dalam sejarah. Dulu kita defisit ke Tiongkok. Kita sekarang surplus, baru karena satu item saja, iron steel. Itu sedang kita kerjakan, belum ribuan turunannya. Dampaknya ke rupiah naik 525 poin. Ini investasi," ungkap dia.
Pada bulan Juni 2023, ekspor non migas Indonesia mencapai US$ 4,58 miliar sedangkan impor mencapai US$ 4,85 miliar, sehingga Indonesia masih mencatat defisit US$ 270 juta.
BACA JUGA
Lanjut dia, hilirisasi produk sumber daya alam dalam negeri lainnya juga perlu diperjuangkan hingga memberikan dampak positif bagi negara.
"Bauksit baru mulai, tembaga kita mulai masuk. Kita belum bicara seaweed (rumput laut), kita belum bicara gas," ujar Luhut bersemangat.
Sementara itu, Pemerintah telah menjalankan hilirisasi sejak melarang ekspor nikel sejak 1 Januari 2020. Pada tahun 2017-2018 ekspor nikel hanya sebesar US$ 3,3 miliar. Namun, setelah melakukan pelarangan ekspor nikel maka geliat ekspor nikel mulai pulih secara perlahan. Bahkan pada tahun 2022 nilai ekspor dari hasil hilirisasi nikel mencapai US$ 30 miliar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar