Mahfud MD Jenguk Sultan Rifat di RS Polri: Harapan untuk Sembuh Cukup Besar - Tempo

 

Mahfud MD Jenguk Sultan Rifat di RS Polri: Harapan untuk Sembuh Cukup Besar

Reporter

Jumat, 4 Agustus 2023 21:12 WIB

  • Bagikan



Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD saat memberikan keterangan pers usai menjenguk korban terjerat kabel optik, Sultan Rifat Alfatih di RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, Jumat, 4 Agustus 2023. ANTARA/Syaiful Hakim
Iklan

TEMPO.COJakarta - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menjenguk Sultan Rifat Alfatih di Rumah Sakit Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, Jumat petang, 4 Agustus 2023.

Iklan

Mahfud  mengenakan baju batik  lengan panjang tiba di rumah sakit sekitar pukul 18.24 WIB.

Baca Juga:

Mahfud yang didampingi Kepala RS Polri Brigjen Pol Hariyanto menjenguk mahasiswa Universitas Brawijaya itu sekitar 30 menit.

Akses berita eksklusif dari Majalah Tempo dan Koran Tempo seharga
Rp54.945/bulan
Rp 30.000/bulan

Usai menjenguk, Mahfud mengatakan kondisi Sultan Rif'at Alfatih sudah berangsur membaik. Dia pun sempat berkomunikasi dengan Sultan melalui handphone.

"Saya melihat kondisi Sultan sudah membaik. Saya berkomunikasi dengan Sultan melalui handphone," ujarnya.

Baca Juga:

Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu berharap Sultan dapat segera sembuh dari lukanya di bagian leher akibat jeratan kabel optik di Jalan Antasari Jakarta Selatan.

"Dia (Sultan) berharap doa kita semua, dia masih punya semangat untuk terus belajar, dan kembali ke kampus," kata Mahfud.

Mahfud mengatakan berdasar penjelasan Kepala  RS Polri dan orang tua korban harapan untuk sembuh itu cukup besar.

"Tinggal menunggu, butuh kesabaran, serta terapi. Itu menurut keyakinan saya," ucapnya.

Sementara itu, RS Polri menyiapkan pendampingan psikologi dan psikiater untuk memulihkan mental Sultan yang sempat turun.

"Luka pada bagian lehernya sangat berdampak pada mentalnya. Ananda (Sultan) ngomong kepada saya, saya agak down. Dalam kondisi kurus, tampilannya ada selang (alat medis)," kata Kepala Rumah Sakit Polri Brigjen Pol Hariyanto.

Penurunan mental mahasiswa Universitas Brawijaya itu bukan tanpa sebab karena sebelum kejadian Sultan merupakan atlet Kriket.

Sebelum kejadian pun Sultan termasuk pribadi yang aktif, sementara kini dia harus menggunakan alat bantu untuk pernapasan akibat luka di bagian leher diderita.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Oleh karena itu, RS Polri akan memberikan pendampingan psikologis guna memulihkan mentalnya.

"Kami (RS Polri) akan berikan pendampingan psikologis. Kami ada (tenaga ahli) psikolog, ada psikiater. Nanti akan memberikan pendampingan untuk kebaikan ananda," ujarnya.

Dia menuturkan perawatan yang dilakukan di RS Polri ini difokuskan terlebih dahulu pada pengaturan gizi karena Sultan mengalami penurunan berat badan yang cukup drastis pasca kecelakaan.

“Dari pemeriksaan kemarin itu kita melihat bahwa kondisi berat badannya kalau dibandingkan pada saat kecelakaan pada bulan Januari itu menurunnya sudah banyak, dari 68 kilogram jadi 46 kilogram," kata Hariyanto.

Kecelakaan tersebut berawal Sultan yang hendak pergi bersama teman-temannya menggunakan sepeda motor.

Namun saat melintas di kawasan Jakarta Selatan tepatnya di Jalan Raya Antasari insiden tersebut terjadi.

Kejadian itu berlangsung sekitar pukul 22.00 WIB pada 5 Januari 2023. Awalnya ada mobil yang mengantre di depan motor Sultan. Tanpa disadari, ada sebuah kabel yang menjuntai atau mengendur. Kemudian kabel tersebut pun tersangkut di mobil jenis sport itu (SUV).

Meski tersangkut di mobil SUV, namun kabel itu tidak putus dan berbalik ke arah semula tepat ketika Sultan melintas.

Akibatnya Sultan langsung terjatuh akibat kabel yang mengenai lehernya. Sampai harus dibawa ke Rumah Sakit Fatmawati, Jakarta Selatan untuk mendapatkan pertolongan pertama.

Akibat kecelakaan tersebut Sultan Rifat Alfatih mengalami pendarahan di tenggorokan dan paru-parunya juga terendam air sehingga harus mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit.

Peristiwa itu juga mengakibatkan tulang tenggorokan korban patah sehingga sampai sekarang harus menggunakan selang untuk makan dan minum.

Baca Juga

Komentar

 Pusatin Informasi 


 Postingan Lainnya