Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Featured Pilihan Yogyakarta

    Pemkot Yogyakarta Atasi Permasalahan Sampah dengan Biopori By BeritaSatu

    2 min read

     

    Pemkot Yogyakarta Atasi Permasalahan Sampah dengan Biopori

    By BeritaSatu.com
    beritasatu.com
    July 24, 2023
    Pascaperayaan Hari Raya Lebaran volume sampah di Kota Yogyakarta mengalami peningkatan, Selasa, 2 Mei 2023.
    Pascaperayaan Hari Raya Lebaran volume sampah di Kota Yogyakarta mengalami peningkatan, Selasa, 2 Mei 2023.

    Yogyakarta, Beritasatu.com - Pemerintah Kota Yogyakarta menerapkan program Mbah Dirjo atau Mengolah Limbah dan Sampah dengan Biopori Ala Jogja untuk mengatasi permasalahan sampah imbas dari ditutupnya Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Piyungan.

    Program tersebut diklaim mampu mengurangi sampah harian hingga 30 persen.

    Menurut Pj Wali Kota Yogyakarta Singgih Raharjo, saat ini rata-rata produksi sampah Kota Yogyakarta mencapai 260 ton per hari, sehingga gerakan Mbah Dirjo mampu mengurangi sampah mencapai 78 ton.

    "Kami mempunyai program Mbah Dirjo, suatu gerakan untuk mengolah limbah dan sampah dengan biopori ala Jogja. Teknologi yang sederhana tapi bisa menyelesaikan sampah organik di level rumah tangga, sementara sampah non organik bisa disampaikan ke 614 bank sampah yang ada di Kota Yogyakarta," ungkap Singgih Raharjo kepada Beritasatu.com (4/8/2023).

    Pemerintah Kota Yogyakarta juga mewajibkan para ASN untuk menerapkan gerakan Mbah Dirjo dan juga melakukan edukasi di lingkungannya.

    "Kami juga mewajibkan bagi karyawan di Pemkot Yogyakarta untuk menjadi duta sampah. Satu karyawan minimal satu biopori sekaligus mengedukasi tetangganya. Ini merupakan satu gerakan yang kita namakan Sowan Mbah Dirjo atau seluruh karyawan mengolah limbah dan sampah dengan biopori ala jogja," kata Singgih.

    Pemerintah Kota Yogyakarta berharap dengan gerakan Mbah Dirjo bisa mengurangi dan menyelesaikan permasalahan sampah di Kota Yogyakarta. Pemerintah Kota Yogyakarta belum mengeluarkan perda baru untuk mengatasi masalah sampah. "Saya kira peraturan yang kita punya sudah cukup mengakomodasi untuk persampahan di Kota Jogja, tetapi kita perlu review kembali tentang bagaimana retribusi sampah," pungkas Singgih.

    Perlu diketahui, setelah ditutup untuk dilakukan revitalisasi, Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan atau TPA Piyungan transisi tahap I dibuka secara terbatas, hanya sampah di kawasan wisata Kota Yogyakarta yang diprioritaskan.

    Komentar
    Additional JS