AIPF KTT ASEAN ke-43, Australia Siap Guyur Investasi Rp 1,46 Triliun
Liputan6.com, Jakarta Wakil Menteri Luar Negeri Pahala Mansury, menyampaikan dalam ASEAN Indo-Pasific Forum (AIPF) Pemerintah Australia berkomitmen akan menggelontorkan dana sebesar USD 95,4 juta atau setara Rp 1,46 triliun (kurs Rp 15.326) untuk menjalankan kerjasama dengan ASEAN.
Pahala menjelaskan, dalam pidatonya Perdana Menteri Albanese, disampaikan bahwa Pemerintah Australia meluncurkan Invested: Australia’s Southeast Asia Economic Strategy to 2040, untuk memperdalam keterlibatan ekonomi Australia dengan kawasan ASEAN sekaligus untuk memastikan kesejahteraan kedua negara di masa depan.
"Memang Priminister Austalia menyampaikan bahwa ASEAN tentunya menjadi kawasan yang paling prioritas bagi Australia, untuk bisa mengembangkan kedepannya, dimana terdapat 4 prioritas engagement Australia dengan Asia tenggara," kata Pahala dalam konferensi pers KTT ASEAN di JCC, Kamis (7/9/2023).
Adapun terdapat 4 prioritas yang akan didorong oleh Pemerintah Australia terhadap ASEAN. Pertama, terus membangun kesadaran yang lebih tinggi. Kedua, mengurangi blok atau hambatan-hambatan yang mungkin ada dalam hal mengembangkan kegiatan ekonomi antara Australia dengan ASEAN.
Prioritas ketiga, bagaimana membangun kapabilitas, khususnya dalam hal kapabilitas human resources atau SDM. Keempat, prioritasnya adalah memperdalam hubungan investasi yang ada antara Australia dengan Asia Tenggara begitu juga sebaliknya antara Asia tenggara dengan Australia.
Oleh karena itu, Pemerintah Australia berkomitmen untuk menyiapkan dana sebesar USD 95,4 juta atau Rp 1,45 triliun (kurs Rp 15.300) guna menjalankan empat prioritas yang akan didorong tersebut.
"Kemudian pada kesempatan tersebut Australia juga mengumumkan komitmen sebesar USD 95,4 juta untuk bisa mendukung inisiatif terkandung dalam strategi tersebut," ujar Pahala.
Sebagaimana disampaikan Perdana Menteri Australia, kata Pahala, pihak Australia akan memprioritaskan investasi di empat sektor, diantaranya sektor pertanian dan pangan, ketahanan energi dan transisi energi bersih, infrastruktur, serta terakhir terkait pendidikan dan pembangunan keahlian SDM.
Live Streaming
Ikut Gelaran AIPF 2023 Bank Mandiri Bidik Investasi Pembiayaan Hijau
Bank Mandiri membidik kerja sama di bidang keuangan berkelanjutan (sustainable financing, dalam gelaran ASEAN-Indo-Pacific Forum (AIPF) 2023. Tujuannya, selain mendorong transisi ekonomi hijau, tangguh dan inklusif, penerapan keuangan berkelanjutan ini juga berperan penting dalam memerangi perubahan iklim.
Berkaitan dengan hal tersebut, Menteri BUMN Erick Thohir menyebutkan bahwa langkah Mandiri tersebut sejalan dengan salah satu agenda utama dalam AIPF 2023. Agenda tersebut adalah infrastruktur hijau dan rantai pasokan yang berketahanan. Dua agenda utama lainnya adalah transformasi digital dan ekonomi kreatif, berkelanjutan; serta pembiayaan inovatif.
"Pembicaraan para pemimpin dalam AIPF, diskusi panel, dan pertemuan bisnis, fokus pada tiga bidang penting tersebut," ujar Erick.
Sementara itu, Bank Mandiri sebagai market leader green financing di industri perbankan secara konsisten mengembangkan produk keuangan berkelanjutan, baik dari sisi pembiayaan hijau (green financing) maupun dari sisi pendanaan (sustainable funding).
"Penyaluran green financing ini sekaligus merupakan bentuk dukungan Bank Mandiri terhadap pemerintah menuju ekonomi rendah karbon, di mana penerapannya mengedepankan prinsip-prinsip keuangan berkelanjutan atau Environment, Social and Governance (ESG)," ujar Wakil Direktur Bank Mandiri Alexandra Askandar dalam acara AIPF 2023, Jakarta (6/9).
Alexandra menjelaskan, hingga semester 1-2023, penyaluran portofolio berkelanjutan Bank Mandiri mencapai Rp242 triliun. Bila dirinci, pembiayaan untuk kategori hijau mencapai Rp115 triliun, sementara untuk kategori sosial mencapai Rp127 triliun.
Sektor Pertanian
Adapun beberapa sektor yang mendominasi antara lain sektor pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture) sebesar Rp95,6 triliun, energi terbarukan (renewable energy) sebesar Rp8,9 triliun, eco-efficient products Rp4,7 triliun, transportasi ramah lingkungan (clean transportation) Rp3,2 triliun, serta sektor hijau lainnya Rp 2,8 triliun. Untuk mendukung peningkatan Green Financing, Bank Mandiri juga terus melakukan pengembangan solusi keuangan berkelanjutan lainnya.
"Bank Mandiri telah membentuk ESG unit yang berfungsi sebagai control tower dalam implementasi aspek berkelanjutan serta telah memiliki ESG financing desk yang mampu menawarkan berbagai solusi keuangan berkelanjutan yang inovatif dalam mengakselerasi ekonomi rendah karbon, seperti green loan, transition financing, serta Sustainability Linked-Loan (SLL)" ujar Alexandra.
Untuk mendukung pertumbuhan green financing, Bank Mandiri juga mengembangkan berbagai instrumen pendanaan berkelanjutan. Pada 4 Juli 2023 Bank Mandiri telah menerbitkan instrumen Green Bond tahap I senilai Rp5 triliun.
Komentar
Posting Komentar