Beras Mahal, Ratusan Penggilingan Padi di Pati Terancam Gulung Tikar By BeritaSatu

 

Beras Mahal, Ratusan Penggilingan Padi di Pati Terancam Gulung Tikar

By BeritaSatu.com
beritasatu.com
September 28, 2023
Melambungnya harga beras sejak dua bulan terakhir membuat ratusan jasa penggilingan padi di Kabupaten Pati mulai tutup, bahkan terancam gulung tikar, Kamis, 28 September 2023.
Melambungnya harga beras sejak dua bulan terakhir membuat ratusan jasa penggilingan padi di Kabupaten Pati mulai tutup, bahkan terancam gulung tikar, Kamis, 28 September 2023.

Pati, Beritasatu.com - Melambungnya harga beras sejak dua bulan terakhir membuat ratusan jasa penggilingan padi di Kabupaten Pati mulai tutup, bahkan terancam gulung tikar. Dari 2.000 penggilingan padi, kini hanya tinggal 500 yang masih beroperasi.

Cuaca panas ekstrem menjadi faktor harga gabah dan beras tak seimbang sehingga berdampak pada sejumlah penggilingan padi di Kecamatan Batangan, Kabupaten Pati, Jawa Tengah. Kondisi penggilingan padi yang sepi tanpa aktivitas menjadi pemandangan sekitar dua bulan terakhir, semenjak meroketnya harga kebutuhan pokok pada komoditi beras. Kondisi tersebut membuat sejumlah karyawan pun terpaksa dirumahkan.

Susanti, salah satu pemilik jasa penggilingan padi, mengakui melambungnya harga beras berdampak bagi mereka. Naiknya harga gabah yang lebih tinggi, tak seimbang dengan harga beras yang mengakibatkan operasional mereka meningkat, dan tidak dapat tertutupi. Susanti mengungkapkan omzetnya menurun drastis, sehingga terpaksa karyawan dirumahkan.

"Sepi, mungkin beras mahal ya, naik banyak itu lho harganya Rp 13.000 lebih, ada yang Rp 14.000 beda-beda. Dampaknya ke pabrik, vakum sudah 1-2 bulanan, pokoknya waktu beras naik," kata Susanti, Kamis (29/9/2023).

Hal yang sama dikatakan pengusaha penggilingan padi, Sudi Rustanto. Menurutnya kondisi kali ini membuat para pengusaha penggilingan padi di Pati terancam gulung tikar. Dia mengungkapkan, dari 2.000 penggilingan padi saat ini hanya tersisa sekira 500 penggilingan padi yang masih beroperasi. Mayoritas yang tutup adalah penggilingan padi tradisional atau skala kecil.

"Emang omset kita alami penurunan kurang lebih 50 persen dikarenakan harga gabah yang cenderung naik dan panen yang melambat. 90 persen yang penggilingan kecil gulung tikar karena untuk mengikuti harga gabah untuk reproduksi berasnya kesulitan," ujar Sudi Rustanto.

Mereka berharap pemerintah serius menggelontorkan beras murah dengan pengawasan ketat. Pasalnya, fakta di lapangan sampai saat ini, harga beras terus melambung dan belum ada tanda-tanda akan turun. Operasi pasar juga tidak merata, sehingga tidak mampu menekan harga di pasar. Selain itu, pengusaha penggilingan beras juga meminta impor produk gabah bukan beras, sehingga mereka dapat dilibatkan.

"Harapan kita dari pengusaha kita dilibatkan dalam proses ekspor impor beras, dalam arti impor produk gabah. Supaya penggilingan kita dilibatkan untuk nantinya menggiling dari impor itu tadi," terangnya.

Cuaca panas ekstrem atau fenomena El Nino menjadi salah satu penyebab panen kurang maksimal sehingga mengakibatkan melambungnya harga gabah dan beras. Di Kabupaten Pati harga beras ditingkat masyarakat rata-rata dijual dengan harga Rp 14.000 hingga Rp 15.000 per kilogram.

Baca Juga

Komentar

 Pusatin Informasi 


 Postingan Lainnya