Bos JPMorgan Buka-bukaan Ancaman Terbesar Perbankan Dunia - CNBC Indonesia

 

Bos JPMorgan Buka-bukaan Ancaman Terbesar Perbankan Dunia

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
News
27 September 2023 20:20
Jamie Dimon, chairman and chief executive officer of JPMorgan Chase & Co., during a Bloomberg Television interview at the JPMorgan Global High Yield and Leveraged Finance Conference in Miami, Florida, US, on Monday, March 6, 2023. Dimon said last month that the US economy was still performing well, with strength in consumer spending and plentiful jobs. Photographer: Marco Bello/Bloomberg via Getty Images
Foto: Bloomberg via Getty Images/Bloomberg

Jakarta, CNBC Indonesia - CEO JPMorgan Chase Jamie Dimon kembali buka suara soal perbankan dunia hari ini. Hal ini disampaikannya kepada CNBC TV-18 di India pada hari Selasa (26/9/2023).

Menurutnya, inflasi tinggi atau resesi di Amerika Serikat (AS) merupakan salah satu katalis yang mengancam sistem perbankan dunia. Namun, resiko itu tidak sebanding dengan keadaan geopolitik dunia, yang saat ini menjadi ancaman terbesar pasar keuangan global.

"Masyarakat harus bersiap menghadapi harga minyak dan gas yang lebih tinggi, tarif yang lebih tinggi, sebagai persiapan," ujar pria keturunan Yunani itu.

"Saya pikir situasi geopolitik adalah hal yang paling mengkhawatirkan saya, dan kita tidak tahu dampaknya terhadap perekonomian."

Ketika ditanyai terkait tekanan di sektor properti China yang membuat ekonomi negara itu melemah, Dimon sekali lagi menyatakan bahwa Eropa Timur sebenarnya adalah pusat risiko, dengan perang di Ukraina yang membuat hubungan antara negara-negara adidaya ekonomi menjadi tegang.

"Bagi saya, yang jauh lebih penting adalah perang di Ukraina, minyak, gas, dan migrasi pangan, hal ini mempengaruhi seluruh hubungan global. Dan yang paling penting, hubungan antara Amerika dan China," kata Dimon.

"Saya pikir Amerika menanggapi hal ini dengan sangat serius, saya tidak begitu yakin bagaimana negara-negara lain di dunia akan menanggapi hal ini. Anda melihat negara demokratis Eropa diserang di bawah ancaman pemerasan nuklir. Saya pikir ini merupakan respons yang baik, tetapi ini akan mempengaruhi semua hubungan kita sampai perang terselesaikan."

Meski begitu, Dimon melihat keterlibatan baru-baru ini antara AS dengan China dalam isu-isu seperti perdagangan dan keamanan nasional adalah hal yang positif. Ia ingin melihat lebih banyak hal yang dilakukan untuk menyeimbangkan kembali hubungan perdagangan dan investasi antara Washington dan Beijing.

"Tetapi ini bukan hanya Amerika, setiap negara juga sedang meninjau kembali jaringannya. Apa itu keamanan nasional? Apakah saya memiliki saluran energi yang dapat diandalkan? Apakah saya memerlukan semikonduktor dari China? Dari mana saya mendapatkan tanah jarang saya? Ukraina menyadarkan semua orang akan hal itu dan itu adalah keadaan permanen sekarang," jelas pimpinan raksasa Wall Street itu.

Sementara itu, Dimon juga mengomentari jalur yang diambil raksasa ekonomi dunia lainnya, India, yang tetap berusaha netral dalam konflik Ukraina meski menjadi berseberangan dengan Barat. Menurutnya, Delhi telah memperjelas prioritas keamanan nasionalnya.

"India mengambil jalannya sendiri. Mereka telah memperjelas prioritas mereka mengenai keamanan nasional dan apa artinya," pungkasnya.

Baca Juga

Komentar