Hadapi El Nino, Pemerintah Akan Impor 1 Juta Ton Beras dari Tiongkok
:extract_focal()/https%3A%2F%2Fimg2.beritasatu.com%2Fcache%2Fberitasatu%2F960x620-3%2F2023%2F09%2F1695454843-3840x2160.webp)
Balikpapan, Beritasatu.com - Untuk mengantisipasi ancaman gagal panen atau keterlambatan masa panen akibat dampak El Nino, pemerintah melalui Perum Bulog akan kembali mengimpor 1 juta ton beras dari Tiongkok.
Kendati demikian, saat ini stok beras nasional yang mencapai 2 juta ton diklaim masih mencukupi kebutuhan beras nasional hingga akhir 2023, sehingga impor beras dari Tiongkok baru akan dilakukan pada awal 2024.
Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso atau yang akrab disapa Buwas menyampaikan, untuk menghadapi ancaman El Nino yang mengakibatkan bencana kekeringan, pemerintah akan terus menyiapkan tambahan pasokan beras. Pasalnya, El Nino telah mengakibatkan produktifitas sawah petani mengalami penurunan.
"Hari ini ada El Nino, kekeringan pasti akan berpengaruh pada produktifitas sawah kita, jadi wajar. Untuk menanggulangi masalah ini, ya didatangkan kekurangan itu untuk mencukupi. Jadi kalau ditanya apakah (stok), Cukup? cukup. Bulog dahulu saja maksimal cuma 1,2 juta ton, kita bisa sebar ke seluruh indonesia dan tidak ada masalah, apalagi sekarang ada dua juta," kata Buwas kepada Beritasatu.com seusai meninjau stok beras di Gudang Bulog di Kota Balikpapan, Sabtu (23/9/2023).
Menurutnya, penambahan pasokan 1 juta ton beras untuk cadangan beras nasional rencananya akan didatangkan pada awal 2024 mendatang.
"Kalau memang cuaca tidak mendukung dan prediksi pertanian ini masih belum maksimal, maka Presiden akan menugaskan lagi kepada Bulog untuk (impor) 1 juta ton. Catatannya, 1 juta ton itu kita ambil dari Tiongkok karena Tiongkok yang mempersiapkan itu dan sudah ada kerja dengan Presiden Tiongkok. Sudah menandatangani kontrak perjanjian," ungkap Buwas.
Dengan demikian, Buwas memastikan tambahan pasokan beras untuk cadangan beras nasional tidak lagi didatangkan dari Thailand, Vietnam, atau Pakistan yang selama ini menjadi pemasok utama.
"Berarti kalau nanti ada penugasan ke saya, 1 juta ton lagi saya akan ambil dari Tiongkok karena sudah disiapkan 1 juta ton. Berarti saya tidak mengambil dari Thailand, Vietnam, termasuk Pakistan," terang Buwas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar