Ini yang Bakal Terjadi jika Layanan Pemerintah AS Shutdown
:extract_focal()/https%3A%2F%2Fimg2.beritasatu.com%2Fcache%2Fberitasatu%2F960x620-3%2F2023%2F09%2F1696075413-1800x1200.webp)
Washington, Beritasatu.com – Layanan Pemerintah AS terancancam shutdown pada akhir pekan ini, menyusul terjadinya kebuntuan di Kongres AS terkait anggaran.
Tahun fiskal baru AS dimulai pada 1 Oktober 2023, tetapi perbedaan pendapat yang tajam di Partai Republik mengenai besaran utang federal telah menghalangi pengesahan rancangan undang-undang yang diperlukan untuk menjaga agar pemerintah tetap didanai dan beroperasi.
Lembaga pemeringkat kredit Moody's pekan ini memperingatkan bahwa shutdown (penutupan) akan berdampak negatif terhadap kredit bagi utang negara AS, sehingga mengancam peringkat negara tersebut, dan meningkatkan prospek biaya pinjaman yang lebih tinggi.
Inilah yang mungkin terjadi pada hari Minggu 1 Oktober 2023, jika pemerintah AS shutdown.
Pegawai Negeri Tak Digaji
Ratusan ribu pegawai federal akan dirumahkan tanpa gaji, sementara anggota militer dan pekerja lain yang dianggap penting akan terus bekerja, namun tanpa gaji.
Serikat pekerja Federasi Pegawai Pemerintah Amerika (AFGE) memperkirakan penutupan penuh, berarti hampir 1,8 juta pekerja federal tidak akan dibayar selama jangka waktu tersebut. Sekitar 850.000 pekerja non-esensial akan dirumahkan, menurut Komite non-partisan untuk Anggaran Federal.
Layanan Penting Tetap Beroperasi
Layanan Pemerintahan AS yang tergolong penting akan terus beroperasi. Di masa lalu, saat shutdown pernah terjadi, tunjangan tetap dibayarkan, sementara pengawas lalu lintas udara, agen patroli perbatasan, dan staf rumah sakit tetap bekerja.
Namun, banyak layanan yang mungkin akan terkena dampaknya, termasuk permohonan baru untuk jaminan sosial dan medicare, inspeksi lokasi makanan dan lingkungan, serta pengelolaan taman nasional.
Semakin lama penutupan berlangsung, dampaknya akan semakin besar.
Dampak Ekonomi
Hilangnya pendapatan pekerja pemerintah akan merugikan pertumbuhan ekonomi tahunan sekitar 0,1 poin persentase per minggu, dan tidak dapat diubah, menurut Oxford Economics.
Shutdown juga dapat berdampak tidak langsung terhadap perekonomian karena pekerja federal yang tidak dibayar mulai membatasi pengeluaran mereka. Shutdown tersebut tampaknya berdampak pada Wall Street, dengan indeks saham utama melemah seiring dengan semakin dekatnya tenggat waktu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar