Kapolres Gresik Janji Usut Tuntas Kasus Siswi SD Buta Permanen Akibat Ditusuk Sunduk Cilok By BeritaSatu
Kapolres Gresik Janji Usut Tuntas Kasus Siswi SD Buta Permanen Akibat Ditusuk Sunduk Cilok
Gresik, Beritasatu.com – Kasus kekerasan yang dialami siswi SDN Randu Padangan, Kecamatan Menganti, Kabupaten Gresik hingga mengalami kebutaan permanen mendapat atensi dari Polres Gresik. Bahkan, Kapolres Gresik AKBP Aditya Panji Anom berjanji akan mengusut tuntas kasus yang menimpa siswi kelas 2 SD tersebut hingga pelaku tertangkap.
"Siap nanti kami atensi Pak, akan kami usut tuntas pelaku, terima kasih kasih infonya Pak," tegas Kapolres Gresik AKBP Aditya Panji Anom saat dihubungi via Whatsapp Jumat (15/9/2023) malam.
Sementara Kasat reskrim Polres Gresik, AKP Aldhino Prima Wirdhan menegaskan, pihaknya sudah menerima laporan dari orang tua korban. Saat ini, jajarannya masih melakukan penyelidikan terkait kasus tersebut.
"Iya benar, saat ini masih kita selidiki. Saat ini masih mengumpulkan bukti-bukti dan memeriksa beberapa saksi," ucap Aldhino singkat.
Seperti diberitakan, bocah berinisial SAH, putri dari pasangan suami istri Samsul Arifin (36 tahun) dan Kiki Ramadani (26) tersebut, mengalami kebutaan permanen karena ditusuk dengan sunduk cilok oleh seorang anak tak dikenal. Peristiwa itu terjadi pada 7 Agustus 2023. Anak tak dikenal itu menarik tangan korban saat mengikuti lomba agustusan di halaman sekolah. Korban diseret ke lorong sekolah antara kantor kepala sekolah dan pagar sekolah.
Lalu, anak misterius itu meminta uang secara paksa kepada korban, tetapi korban menolak. Tiba-tiba pelaku emosi dan langsung menusuk mata sebelah kanan korban dengan sunduk cilok hingga berdarah. Korban kemudian pulang mengadu ke ayahnya, sambil menangis menahan sakit.
"Saat itu lomba agustusan, memang jam istirahat, anak saya juga ikut lomba. Tetapi, tiba-tiba didekati anak tak dikenal, tangannya ditarik, kemudian pelaku minta uang tidak dikasih, terus mata anak saya ditusuk pakai sunduk cilok. Sunduk cilok tidak tajam kalau tajam pasti lukanya semakin parah," terang Arif.
Sementara itu, istri Arif, Kiki Ramadani, mengaku kondisi psikologi putrinya setelah peristiwa nahas tersebut belum stabil dan masih trauma, seperti ketakutan.
Menurut dia, kasus pemalakan atau minta uang secara paksa kepada anaknya sudah sering terjadi, hampir sepuluh kali dipalak. Uang jajan Rp 7.000 hingga Rp 10.000 selalu habis, ternyata dari pengakuan sang anak karena sering dipalak.
"Anak saya masih trauma gak mau bicara akibat kejadian itu. Uang saku kadang tak kasih Rp 7.000, Rp 10.000 selalu habis, katanya diminta paksa oleh seorang anak. Sering dimintai uang, kira-kira sepuluh kali. Anak saya tidak tahu namanya pelaku, tapi tahu wajahnya," ungkapnya.
Dijelaskannya, saat itu putrinya dibawa ke Rumah Sakit Cahaya Giri yang berada di Bringkang, Menganti. Kemudian dirujuk ke Rumah Sakit RSMM Jawa Timur hingga akhirnya dirujuk lagi ke RSUD Dr Soetomo. Hasil pemeriksaan di RSUD Dr Soetomo, ada kerusakan pada saraf mata kanan putrinya. Hal itu membuat mata kanan putrinya buta permanen.
"Karena mengalami buta permanen, saya tidak terima dan saya sudah mendatangi ke sekolah untuk mencari tahu siapa pelakunya, tetapi, pihak sekolah seolah tidak percaya kondisi anak saya, saat kejadian matanya berdarah tetapi dibilang itu saos tomat bukan darah," pungkasnya.
Komentar
Posting Komentar