Kenaikan Harga Beras, Indef Minta Pemerintah Antisipasi Penimbunan Stok
:extract_focal()/https%3A%2F%2Fimg2.beritasatu.com%2Fcache%2Fberitasatu%2F960x620-3%2F2023%2F04%2F1681361082-3000x2119.webp)
Jakarta, Beritasatu.com - Peneliti Center for Food, Energy and Sustainable Development di Indef, Rusli Abdulah meminta pemerintah untuk mengantisipasi terjadinya penimbunan stok beras di tengah tingginya harga beras saat ini.
Rusli menyarankan agar pemerintah harus segera melakukan aksi yang terlihat untuk menekan perilaku yang mengarah ke kepanikan membeli beras.
"Pemerintah harus mengantisipasi terjadinya penimbunan stok beras," kata Rusli kepada Beritasatu.com
Pemerintah menurut Rusli, harus hadir dahulu dengan situasi kenaikan beras saat ini. Caranya dengan melakukan operasi pasar, memberi bantuan beras ke kelas bawah yang terdampak.
"Kemudian di area sawah yang siap panen diberi bantuan pompa. Aksi pemerintah harus kelihatan nyata, agar terlihat masyarakat." saran Rusli.
Rusli menuturkan diperlukan kerja ke bawah dari berbagai kementerian.
"Perlu multisektor memberikan bantuan., Kementerian Pertanian (Kementan) membantu petani memberi pompa air untuk meningkatkan produksi, Kemendag membantu mengawasi perdagangannya, Kemendagri melalui TPDI mencari tahu kenapa ada kenaikan harga, Kemensos mengawasi bantuan beras tepat sasaran," tutur Rusli.
Selain itu, Rusli juga menyarankan pemerintah mulai menyosialisasikan pangan karbohidrat lain pengganti nasi.
"Solusi lainnya, kita ada diversifikasi pangan. Konsumsi karbo kita masih di nasi, baiknya sosialisasikan karbo pengganti nasi seperti jagung, sagu dan lainnya. Pemerintah bisa mengimbau warung-warung makan untuk memberi menu pilihan selain nasi. Lalu, didorong juga dengan presiden dan pejabat lain dengan mengajak makan pengganti nasi," ujar Rusli.
Sementara itu, Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) mengeluhkan kondisi harga beras di tanah air akhir-akhir ini. Ketua Umum Ikappi, Abdullah Mansuri bahkan mengatakan bahwa kenaikan harga beras kali ini menjadi yang terburuk dalam sejarah.
"Memang kondisi terburuk dalam sejarah. Belum pernah terjadi harga beras sampai Rp 13.000 untuk beras medium dan harga Rp 15.000 untuk beras premium, tetapi memang begini situasi kita," kata Mansuri kepada Beritasatu.com, Sabtu (16/9/2023).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar