Pemicu Harga Beras Meroket, El Nino hingga India Stop Ekspor By BeritaSatu - Opsiin

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Pemicu Harga Beras Meroket, El Nino hingga India Stop Ekspor By BeritaSatu

Share This

 

Pemicu Harga Beras Meroket, El Nino hingga India Stop Ekspor

By BeritaSatu.com
beritasatu.com
September 17, 2023
Ilustrasi beras.
Ilustrasi beras.

Jakarta, Beritasatu.com - Peneliti Center for Food, Energy and Sustainable Development Indef Rusli Abdulah membeberkan dua faktor yang memicu meroketnya harga beras di Indonesia. Selain dampak El Nino, kenaikan juga dipicu India menstop ekspor beras.

Pertama, adanya El Nino yang meroketkan harga beras. Rusli menyebut El Nino memperburuk harga yang sudah biasa meningkat karena minimnya produksi beras di akhir tahun.

"Pada kondisi normal, di akhir tahun memang harga beras naik, tetapi hanya sekitar 5%., kalau sekarang, kondisinya sudah akhir tahun, ada El Nino pula. Itu menjadikan harga beras makin naik," jelas Rusli kepada Beritasatu.com, Minggu (17/8/2023).

Selain itu, kata dia, tidak ada hujan hingga November atau Desember 2023. "Baru ada panen raya Maret-April, Desember baru mulai menanam," jelas Rusli.

Dia mengatakan saat tidak menanam padi, petani akan menanam palawija, jagung, dan lainnya pada Oktober sampai November. "Iru sebabnya harga beras September hingga Januari memang tinggi karena tidak ada panen raya," kata dia.

Kedua, India mengumumkan menghentikan ekspor beras untuk sementara waktu. Hal ini menimbulkan masyarakat panik dan menahan stok beras. "Ada info India mau stop ekspor beras, sehingga memicu harga beras dunia naik. Ini mendorong orang-orang untuk berjaga-jaga dan menahan untuk tidak mengeluarkan beras. Jadi orang akan saling mengunci (stok beras) sehingga menimbulkan kelangkaan,

Rusli mengatakan, kondisi yang mengarah pada panic buying (kepanikan membeli) dan penimbunan ini merupakan hal lumrah. "Ini juga terjadi di kita, baik di pedagang besar maupun di konsumen, ini rasional. Memang secara logika ekonomi, ya situasi ini akan mendorong orang melakukan penimbunan," tutur Rusli.

Sementara itu, Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) Abdullah Mansuri mengeluhkan kondisi harga beras akhir-akhir ini yang meroket. Bahkan menurutnya, kenaikan harga beras kali ini menjadi yang terburuk dalam sejarah. "Belum pernah terjadi harga beras sampai Rp 13.000 untuk beras medium dan harga Rp 15.000 untuk beras premium, tetapi memang begini situasi kita," kata Mansuri kepada Beritasatu.com, Sabtu (16/9/2023).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here

Pages