Lewat AIPF, Indonesia Pacu Pembangunan Kawasan Berkelanjutan
Jakarta, CNBC Indonesia - ASEAN merupakan salah satu kawasan dengan pertumbuhan tercepat di dunia, dengan pasar yang berkembang dan populasi yang produktif. Untuk itu, Indonesia memiliki visi untuk mendorong pembangunan kawasan berkelanjutan melalui ASEAN-Indo-Pacific Forum (AIPF).
"Indonesia memiliki visi untuk mendorong pembangunan kawasan berkelanjutan melalui ASEAN Indo-Pacific Forum (AIPF). Dalam AIPF akan diundang partisipasi sektor publik, privat maupun global dalam berbagai proyek di kawasan yang mendukung infrastruktur hijau dan rantai pasok yang tangguh, transformasi digital dan ekonomi kreatif, serta pembiayaan inovatif dan berkelanjutan," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) Airlangga Hartarto dalam siaran pers, Selasa (5/9/2023).
Kerja sama ASEAN, tidak hanya terbatas pada upaya sektor publik. Upaya inklusif dan kolaboratif dari sektor swasta dalam berbagai agenda dan inisiatif ASEAN juga menjadi kunci. Dengan posisinya di jantung Indo-Pasifik, ASEAN siap menjadi pusat kegiatan ekonomi dalam beberapa dekade mendatang.
Perekonomian ASEAN pun menunjukkan kinerja positif dalam satu dekade terakhir dengan pertumbuhan rata-rata 4%-5%. Di dunia, kawasan ASEAN merupakan perekonomian terbesar ke-5, eksportir terbesar ke-4, dan pada 2022 lalu bahkan menjadi tujuan Foreign Direct Investment (FDI) terbesar ke-2. "
Perekonomian ASEAN mencapai tingkat pertumbuhan sebesar 5,7% pada 2022 yang didorong oleh tingkat konsumsi domestik, perdagangan, dan investasi yang tinggi. Industri seperti elektronik, kendaraan listrik, dan ekonomi digital, mengalami peningkatan investasi pada tahun lalu, dengan total arus masuk FDI tumbuh sebesar 5,5%," ujar Airlangga.
AIPF merupakan perwujudan konkret dari ASEAN Outlook on the Indo-Pacific (AOIP) yang diadopsi negara-negara anggota ASEAN pada 2019. AOIP adalah inisiatif yang bertujuan memperkuat arsitektur regional berpusat pada ASEAN dalam rangka memperkuat dan memberikan momentum menghadapi tantangan dan menangkap peluang baik regional maupun global.
Dengan adanya AOIP diharapkan bisa lebih mendorong dialog dan kerja sama ketimbang rivalitas antarnegara Indo-Pasifik untuk kemajuan dan kemakmuran bersama. Dalam konteks tersebut, dan sejalan dengan tema ASEAN 2023 ASEAN Matters: Epicentrum of Growth, Pemerintah Indonesia akan menyelenggarakan acara flagship the ASEAN-Indo-Pacific Forum (AIPF): Implementation of the ASEAN Outlook on the Indo-Pacific di Hotel Mulia, Jakarta pada 5-6 September 2023.
Sebagai flagship event yang tidak terpisahkan dari KTT ke-43 ASEAN, pembukaan AIPF akan dihadiri oleh Presiden Joko Widodo dan para pemimpin negara-negara anggota ASEAN.
"Acara dua hari ini juga akan dihadiri para pemimpin dan perwakilan dari badan keuangan internasional, dan organisasi internasional," kata Wakil Menteri Luar Negeri RI Pahala Mansury.
AIPF bertujuan memperkuat kerja sama dan konektivitas antarnegara-negara ASEAN dengan mitra di kawasan Indo-Pasifik, sehingga menjadikan ASEAN sebagai pusat pertumbuhan. Tiga isu prioritas yang menjadi kepentingan bersama, yaitu infrastruktur hijau dan rantai pasok yang tangguh, transformasi digital dan ekonomi kreatif, serta pembiayaan yang berkelanjutan dan inovatif, akan menjadi tema utama dalam diskusi dan pameran proyek.
Para pembicara dari kepala negara, diskusi panel dan talkshow dengan pimpinan perusahaan/ industri, penyelenggaraan pameran proyek, dan business matching. AIPF mengundang para pemimpin sektor pemerintah dan swasta, perwakilan dari lembaga keuangan internasional (IFIs) serta organisasi internasional. Adanya forum ini juga menjadi peluang penting bagi kawasan ASEAN dan Indo-Pasifik untuk bersatu dan memetakan arah kerja sama dan pertumbuhan di masa mendatang.
Sementara itu, Menteri BUMN Erick Thohir selaku penanggung jawab side events pada Keketuaan Indonesia di ASEAN 2023 menyatakan Pemerintah Indonesia mempersiapkan penyelenggaraan AIPF sebaikbaiknya.
"AIPF adalah inisiatif Indonesia sebagai Ketua ASEAN 2023 sebagai platform bagi sektor swasta, dan publik, termasuk BUMN, dari ASEAN dan mitra di Kawasan Indo-Pasifik untuk berdiskusi dan menghasilkan kerja sama bisnis yang inklusif, kolaboratif, dan konkret," ujar Erick.
Sejumlah pimpinan organisasi dan perusahaan yang akan menjadi narasumber dan panelis antara lain dari World Economic Forum, ASEAN-BAC dan Kadin, Maybank, Airbus, Aspen Medical, Forest Carbon Microsoft, Business Council Canada, European Investment Bank, Institute of Public & Environmental Affairs, bp, Asian Infrastructure Investment Bank, US Trade and Development Agency, Loca Laos, Aruna, dan Fairatmos.
Tercatat delapan BUMN yang akan terlibat dalam rangkaian acara, yakni BRI, Pertamina, PLN, Bank Mandiri, BNI, MIND ID, Telkom Indonesia, dan InJourney bersama Economic Research Institute for ASEAN and East Asia (ERIA), Standard Chartered, Google, Sun Cable, dan British Chamber of Commerce, terlibat aktif dalam rangkaian acara AIPF.
"AIPF juga jadi momentum untuk menunjukkan peran strategis BUMN, serta memperluas kerja sama investasi pada proyek-proyek strategis BUMN untuk kemajuan Indonesia dan memperkokoh posisi ASEAN sebagai pusat pertumbuhan ekonomi," ujar dia.
Komentar
Posting Komentar