Pedagang Pasar Berebut Beras di Penggilingan Imbas Stok Menipis - Garudanews24 - Opsiin

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Pedagang Pasar Berebut Beras di Penggilingan Imbas Stok Menipis - Garudanews24

Share This

 

Pedagang Pasar Berebut Beras di Penggilingan Imbas Stok Menipis

By Beranda
garudanews24.id
September 2, 2023

Jakarta –

Pasokan beras di penggilingan terbatas imbas dari produksi padi yang menurun. Akibatnya untuk memenuhi stok, pedagang pasar pun memperebutkan pasokan agar bisa mendapatkan stok meski harganya kini juga semakin mahal.

Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPI) Abdullah Mansuri mengungkap saat ini pedagang pasar memperebutkan stok beras baik di pengepul dan penggilingan. Bahkan, karena menipisnya stok di penggilingan, pedagang bersaing harga siapa yang tertinggi dia yang bisa mendapatkan berasnya.

“Pedagang ini nggak mau stoknya kurang, kalau stoknya kurang kan mereka berenti jualan. Maka ada kepanikan di semua daerah, berebut di tingkat pengepul dan penggilingan itu mereka berebut siapa harganya lebih tinggi dia boleh ambil. Sampai separah itu,” katanya kepada detikcom, ditulis Jumat (1/9/2023).

Mansuri mengatakan stok beras di pedagang pasar sendiri masih aman, hanya saja pedagang harus susah payah mencari stok di penggilingan. Sekalipun mendapatkan barang, pasti harganya tinggi.

“Harga beras itu naik terus, keluhan ini mulai dari IKAPPI Jawa Barat, Jawa TImur, Jawa Tengan sampai Gorontalo menginformasikan naik. Contoh lagi di Karawang itu mereka berebut beras di tingkat pengepul dan penggilingan, di Purwakarta stoknya ada tetapi harganya tinggi, teman-teman di Gorontalo beras naik, makanya terjadi kepanikan di tingkat pedagang,” ungkapnya.

Para pedagang pasar terutama yang menjual beras memang terus ingin mengamankan stoknya agar bisa lanjut berjualan. Apalagi, beras merupakan komoditas wajib dan selalu dibeli masyarakat jadi para pedagang pun terus bekerja keras mendapatkan stok walaupun mahal.

“Pedagang ini kan juga punya langganan, kalau langganannya nawarnya nggak sesuai ekspektasi akan kehilangan pelanggan, padahal pedagang nerimanya aja sudah tinggi,” ucapnya.

Sebelumnya, Badan Pangan Nasional mengungkap harga Gabah Kering Panen (GKP) telah melonjak ke angka Rp 6.700 per kg sampai Rp 7.300 per kg. Kenaikan itu diakibatkan karena produksi padi yang menurun.

Akibat kurangnya stok GKP, ada belasan ribu penggilingan telah gulung tikar karena tidak lagi bisa memproduksi gabah. Tutupnya penggilingan padi ini diketahui karena kesulitan mendapatkan gabah dari petani dan kalah bersaing terkait harga.

Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi mengatakan sebelumnya jumlah penggilingan di Indonesia sebanyak 180.000, sementara saat ini tinggal 169.000. Artinya berkurang ada sekitar 11.000 penggilingan yang tutup.

“Menurut catatan, penggilingan padi 180.000. Sekarang tinggal 169.000 sudah mulai turun terus. Penyebabnya gak dapat gabah dengan harga yang bagus, dan kalah bersaing karena dia hanya memproduksi bisa memproduksi beras kualitas medium,” tuturnya ditemui di Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu (30/8/2023).

(ada/ara)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here

Pages