Ratusan Warga Ketapang Terpaksa Mengungsi Akibat Karhutla
Ketapang, Beritasatu.com - Sebanyak 110 orang warga yang tinggal di kawasan sungai Pelang, Kecamatan Matan Hilir Selatan, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat terpaksa mengungsi setelah kebakaran hutan dan lahan (karhutla) mendekati permukiman mereka.
Kapolsek Matan Hilir Selatan Ipda Meinardus Yudiansyah mengatakan, kebakaran hutan dan lahan di kawasan tersebut sulit dikendalikan sejak memasuki bulan September 2023. Petugas kepolisian yang ikut serta memadamkan api mesti berjibaku hingga Rabu (6/9/2023) malam.
"Kami berada di jalan trans sungai Pelang. Kondisi embusan angin sangat kencang, sehingga menyebabkan api semakin membesar," kata Meinardus.
Dia menjelaskan, kebakaran yang awalnya terjadi di lahan kosong kemudian meluas mendekati permukiman warga transmigrasi di kawasan sungai Pelang. "Kami dibantu tim BPBD, Manggala Agni, TNI, dan MPA masih berjibaku memadamkan api," katanya.
Tak hanya pemadaman, tim gabungan juga mengumpulkan warga yang bermukim tak jauh dari lokasi kebakaran hutan dan lahan. Mereka terpaksa dievakuasi untuk menghindari jatuhnya korban.
"Upaya evakuasi warga terdampak karhutla harus dilakukan, mengingat asap sangat tebal dan berbahaya untuk kesehatan," paparnya.
Petugas Polsek Matan Hilir Selatan bersama Forkopimcam, secara intensif memantau kondisi pengungsi karhutla yang tersebar di sejumlah lokasi. Warga mulai mengungsi sejak Minggu (3/9/2023).
Mereka berada di rumah kepala dusun berjumlah 47 orang serta di Kantor Koperasi Pelang Sejahtera berjumlah 27 orang dan 36 lainnya tersebar di rumah warga. Total pengungsi karhutla tercatat 110 orang yang terdiri dari orang dewasa bahkan balita.
Berdasarkan pantauan, warga yang mengungsi dalam keadaan sehat dan akan terus dilakukan pengecekan oleh tim nakes. Petugas juga menyiapkan dapur umum untuk para pengungsi.
Komentar
Posting Komentar