Sejarah dan Tema Hari Rabies Sedunia 2023
Hari Rabies Sedunia diperingati setiap tanggal 28 September. Berikut ini sejarahnya hingga tema yang diusung tahun ini.
Tujuan dari peringatan Hari Rabies Sedunia adalah untuk menyadarkan masyarakat di seluruh dunia, akan bahaya rabies yang ada di sekitar lingkungan. Dilansir dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Provinsi Riau, rabies adalah penyakit yang paling mematikan, dengan cara menularkan virus yang ada dari hewan kepada manusia.
Menurut data tahun 2020 dalam laman resmi Dinas Peternakan dan Kesehatan Provinsi Riau, ada 59.000 orang meninggal dunia dikarenakan rabies, dengan persentase 95% kematian di Asia dan Afrika yang disebabkan dari gigitan anjing.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di mana 40% yang terkena rabies adalah anak di bawah usia 15 tahun. Namun rabies bisa dicegah dengan vaksin pada hewan penular rabies (HPR), serta serum antirabies kepada orang-orang yang telah digigit anjing dan diperkirakan terkena rabies.
Sejarah Hari Rabies Sedunia
Mengutip laman resmi Dinas Peternakan dan Kesehatan Provinsi Riau, pada tahun 1885, ada ahli mikrobiologi asal Prancis yang bernama Louis Pasteur dan Emile Roux, yang berhasil mengembangkan vaksin rabies dan melakukan uji coba vaksin tersebut kepada manusia. Hasil uji coba tersebut mengurangi angka kematian manusia dari rabies akibat gigitan anjing.
Pada 28 September 1895, Louis Pasteur meninggal. Oleh karena itu, untuk mengenang jasa dari Louis Pasteur, maka setiap tanggal 28 September diperingati sebagai Hari Rabies Sedunia.
Pada 2007, Aliansi Pengendalian Rabies (ARC) bersama Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) menginisiasi peringatan Hari Peringatan Rabies Sedunia. Hari Rabies Sedunia berhasil diselenggarakan 74 negara dengan jangkauan 1,5 juta orang.
Perayaan tersebut diisi dengan vaksinasi terhadap 270.000 hewan. Selain itu juga mendapat dukungan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO), dan Organisasi Dunia untuk Kesehatan Hewan (OIE).
Untuk menyelenggarakan Hari Rabies Sedunia, maka ditunjuklah organisasi nonprofit sebagai koordinator yaitu Aliansi Global untuk Pengendalian Rabies (GARC).
Tema Hari Rabies Sedunia 2023
Dilansir dari laman resmi World Health Organization (WHO), tema yang diusung dalam Hari Rabies Sedunia 2023 adalah All for 1, One Health for All atau dalam bahasa Indonesia Semua untuk 1, Satu Kesehatan untuk Semua.
Tujuannya adalah untuk memberikan kepercayaan kepada masyarakat, dan membangun struktur mengenai sistem untuk penyakit zoonosis yang rentan terhadap pandemi. Selain itu, program ini juga ingin memberi jaminan mengenai akses yang adil terhadap layanan kesehatan dan profil pascarabies.
Itu dilakukan untuk meminimalisir kurangnya layanan masyarakat dalam penyakit rabies, dan menjadikan keselamatan nyawa manusia sebagai hal terpenting. Sehingga akan memperkuat sistem kesehatan nasional.
Saat ini, dunia kesehatan telah bisa memproduksi obat-obatan, vaksin, peralatan dan teknologi yang canggih untuk memerangi siklus dari penyakit rabies.
Tema itu juga memiliki makna yang tak kalah penting selain menekan angka penyakit rabies. Yaitu mengajarkan rasa kesetaraan dengan memperkokoh sistem kesehatan kepada seluruh lapisan masyarakat di seluruh dunia.
Jadi One Health tidak hanya digunakan untuk orang-orang golongan atas saja. Melainkan seluruh masyarakat dari golongan manapun.
Untuk mencapai satu tujuan yaitu One Health, salah satunya dengan melakukan kolaborasi. Masyarakat ikut berkomitmen untuk mempertahankan pemberian vaksin kepada anjing.
Artikel ini ditulis oleh Nadza Qur'rotun A, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
Simak Video "Geger Penemuan Mayat Bayi Laki-laki Terbungkus Kardus di Pasuruan"
(sun/iwd)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar