Zelensky di Sidang Umum PBB: Perang Rusia Tak Hanya Soal Ukraina!
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky memperingatkan para pemimpin global yang menghadiri Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bahwa tujuan dari invasi militer Rusia ke negaranya 'bukan hanya soal Ukraina'.
Seperti dilansir CNN, Rabu (20/9/2023), Zelensky menyampaikan pidato secara langsung di hadapan Sidang Majelis Umum PBB yang sedang berlangsung di New York, AS, pekan ini. Dia juga dijadwalkan mengunjungi Gedung Putih dan bertemu langsung dengan Presiden Joe Biden.
"Agresor menjadikan banyak hal lainnya sebagai senjata dan hal-hal tersebut digunakan tidak hanya untuk melawan negara kami, tetap juga untuk melawan negara Anda semua," cetus Zelensky dalam pidatonya di markas besar PBB pada Selasa (19/9) waktu setempat.
Pertama, Zelensky mencontohkan blokade Rusia terhadap pelabuhan-pelabuhan di Laut Hitam yang mempersulit Ukraina mengirimkan pasokan biji-bijian untuk pangan, sehingga meningkatkan kekhawatirn soal kenaikan harga pangan yang berkontribusi terhadap kelaparan global.
"Sudah jelas -- upaya Rusia untuk mempersenjatai kekurangan pangan di pasar global dengan imbalan pengakuan atas sebagian, jika tidak seluruhnya, wilayah-wilayah yang direbut," sebutnya.
"Rusia menjadikan harga pangan sebagai senjata. Dampaknya mencakup pantai Atlantik di Afrika hingga ke Asia Tenggara. Dan ini merupakan skala ancamannya," ujar Zelensky.
Kemudian, Zelensky menyinggung upaya Rusia untuk memblokir pasokan gas dan minyak ke negara-negara Eropa yang bergantung pada negara itu, dan menyebutnya sebagai 'menjadikan energi sebagai senjata'.
"Kremlin menjadikan minyak dan gas sebagai senjata untuk melemahkan para pemimpin negara lain. Sekarang, ancaman ini bahkan lebih besar," tuduh Zelensky.
Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.
Saksikan juga 'Polri Kirim 140 Personel ke Afrika Tengah untuk Misi Perdamaian PBB':
"Ini juga mengubah pembangkit listrik negara lain menjadi bom yang benar-benar kotor. Lihatlah, tolong, apa yang dilakukan Rusia terhadap pembangkit listrik Zaporizhzhia kami -- menggempurnya, mendudukinya, dan kemudian memeras negara lain dengan kebocoran radiasi," lanjutnya.
Zelensky juga menyinggung hubungan Rusia dengan negara-negara lainnya. "Ketika kebencian dijadikan senjata terhadap satu negara, kebencian tidak akan pernah berhenti sampai di situ. Setiap dekade Rusia memulai perang baru. Sebagian wilayah Moldova dan Georgia masih diduduki. Rusia mengubah Suriah menjadi reruntuhan," sebutnya.
"Rusia hampir melumat Belarusia. Ini jelas mengancam Kazakhstan dan negara-negara Baltik lainnya," cetus Zelensky.
Tujuan Rusia dalam invasinya, sebut Zelensky memperingatkan, adalah menjadi Ukraina sebagai senjata melawan 'tatanan berbasis aturan internasional'.
"Banyak kursi di ruang Majelis Umum mungkin kosong jika Rusia berhasil melancarkan pengkhianatan dan agresinya," ujarnya.
Lebih lanjut, Zelensky menyerukan pemimpin-pemimpin dunia untuk bersatu agar Rusia bisa dihentikan.
"Kita harus menghentikannya. Kita harus bertindak dalam persatuan untuk mengalahkan agresor dan memfokuskan seluruh kemampuan dan energi kita untuk mengatasi tantangan-tantangan ini. Ketika nuklir dikekang, agresor juga harus dikekang," tegas Zelensky dalam pidatonya.
Komentar
Posting Komentar