14 Daftar Visi Misi Ekonomi Anies-Cak Imin By CNN Indonesia

14 Daftar Visi Misi Ekonomi Anies-Cak Imin

By CNN Indonesia
cnnindonesia.com
Pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar mengusung 14 visi misi di bidang ekonomi, antara lain; ekonomi tumbuh 6,5 persen dan pekerjaan tambah 15 juta.
Pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar mengusung 14 visi misi di bidang ekonomi, antara lain; ekonomi tumbuh 6,5 persen dan pekerjaan tambah 15 juta.
Jakarta, CNN Indonesia --

Pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (Cak Imin) telah mengeluarkan dokumen berisikan visi dan misi mereka untuk maju dalam kontestasi Pilpres 2024.

Pasangan yang disebut AMIN ini mengusung visi "Indonesia Adil Makmur untuk Semua". Salah satu misi pasangan AMIN yaitu memastikan ketersediaan kebutuhan pokok dan biaya hidup murah melalui kemandirian pangan, ketahanan energi dan kedaulatan air.

Misi lainnya juga termasuk mengentaskan kemiskinan dengan memperluas kesempatan berusaha dan menciptakan lapangan kerja, mewujudkan upah berkeadilan, hingga menjamin kemajuan ekonomi berbasis kemandirian dan pemerataan.

Berikut target ekonomi pasangan Anies-Cak Imin untuk Pilpres 2024:

1. Pertumbuhan ekonomi naik menjadi rata-rata 5,5-6,5 persen per tahun pada 2025-2029.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), sebelumnya pertumbuhan PDB RI berkisar di angka 5,17 persen pada 2018, 5,02 persen di 2019, minus 2,07 persen pada 2020, 3,69 persen di 2021, dan 5,31 persen pada 2022.

2. Tingkat pengangguran terbuka turun menjadi 3,5-4 persen pada 2029.

Sebelumnya, angka tingkat pengangguran terbuka berada di angka 5,01 persen pada 2019, 4,94 persen di 2020, 6,26 persen pada 2021, 5,83 persen di 2022, dan 5,45 persen pada 2023.

3. Tingkat kemiskinan turun menjadi 4-5 persen pada 2029.

Sebelumnya tingkat kemiskinan RI berkisar di angka 9,41 persen di 2019, 9,78 persen pada 2020, 10,14 persen di 2021, 9,54 persen pada 2022, dan 9,36 persen pada 2023.

4. Tingkat kemiskinan ekstrem turun menjadi 0 persen pada 2026.

Sebelumnya angka tingkat kemiskinan ekstrem RI berada di angka 3,63 persen (2019), 2,70 persen (2020), 2,16 persen (2021), 2,04 persen (2022), dan 1,12 persen (2023).

5. Tingkat inflasi turun menjadi 2-3 persen per tahun pada 2025-2029.

Sebelumnya tingkat inflasi inflasi berada di angka 2,72 persen (2019), 1,68 persen (2020), 1,87 persen (2021), dan 5,51 persen (2022).

Infografis - Daftar Target yang Masih Jadi 'Mimpi' 1 Tahun Jelang Lengser Jokowi. (Basith Subastian/CNNIndonesia).

6. Penciptaan lapangan kerja naik menjadi lebih dari 15 juta pada 2025-2029.

Sebelumnya penciptaan lapangan kerja berada di angka 13,68 juta periode 2010-2014 dan 13,52 juta periode 2015-2019.

7. Rasio pekerja sektor informal terhadap total pekerja turun menjadi 50 persen pada 2029.

Sebelumnya, rasio pekerja sektor informal terhadap total pekerja berada di angka 58,22 persen (2018), 57,27 persen (2019), 56,50 persen (2020), 59,54 persen (2021), 59,31 persen (2022), dan 60,12 persen (2023).

8. Indeks gini naik menjadi 0,36-0,37 pada 2029.

Sebelumnya indeks gini berada di angka 0,382 (2019), 0,381 (2020), 0,384 (2021-2022), dan 0,388 (2023).

9. Kontribusi industri manufaktur terhadap PDB naik menjadi 22-23 persen pada 2029.

Sebelumnya kontribusi industri manufaktur terhadap PDB berada di angka 19,86 persen (2018), 19,70 persen (2019), 19,87 persen (2020), 19,24 persen (2021), dan 18,34 persen (2022).

10. Tax ratio naik menjadi 13-16 persen pada 2029.

Berdasarkan data Kementerian Keuangan, sebelumnya tax ratio berkisar di angka 14 persen (2012), 9,77 persen (2019), 8,33 persen (2020), 9,11 persen (2021), dan 10,4 persen (2022).

11. Rasio utang pemerintah terhadap PDB turun menjadi kurang dari 30 persen pada 2029.

Sebelumnya, rasio utang pemerintah terhadap PDB berada di angka 30,6 persen (2019), 39,8 persen (2020), 41,2 persen (2021), 40,9 persen (2022), dan 38,1 persen (2023).

12. Incremental capital output ratio (ICOR) turun di angka 5,0 pada 2029.

Sebelumnya ICOR berada di angka 4,6 periode 1967-1999, 4,6 periode 2000-2004, 4,0 periode 2005-2009, 4,1 periode 2010-2014, 6,5 periode 2015-2019, dan 7,3 periode (2021-2022).

13. Logistic performance index (LPI) naik menjadi 3,5 pada 2029.

Sebelumnya LPI berkisar di angka 2,76 persen (2010), 2,94 (2012), 2,98 (2016), 3,15 (2018), dan 3,0 (2023).

14. Biaya logistik (domestik dan ekspor) terhadap PDB turun menjadi 16-18 persen pada 2029.

Sebelumnya angka biaya logistik (domestik dan ekspor) terhadap PDB berada di angka 26 persen (2004-2011), 22 persen (2016), 23,5 persen (2018-2019), dan 23,8 persen (2020).

Baca Juga

Komentar