8 Bulan Pilot Susi Air Disandera, Panglima TNI Klaim Pakai Cara Smart
Panglima TNI Laksamana Yudo Margono menyatakan tidak akan menggunakan operasi militer untuk membebaskan pilot Susi Air Philip Mark Mehrtens yang telah delapan bulan disandera Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua.
Ia mengatakan penggunaan kekuatan militer hanya akan memberikan dampak yang lebih besar bagi masyarakat Papua.
"Saya tidak mungkin menggunakan tenaga, kekuatan militer hanya untuk itu, yang justru dampaknya akan lebih besar lebih berat untuk Indonesia, untuk masyarakat khususnya di Papua apabila saya akan gunakan operasi militer," kata Yudo usai menerima Tim The Rising Tide 2023 di Mabes TNI, Jakarta, Jumat (6/10).
Ia mengatakan TNI tetap mengupayakan negosiasi yang melibatkan tokoh agama, tokoh masyarakat untuk membebaskan pilot berkebangsaan Selandia Baru itu.
"Kita menggunakan cara-cara yang smart, yang tidak timbulkan pada masyarakat. Kita tetap upayakan dengan tokoh agama tokoh masyarakat setempat, bisa melaksanakan negosiasi untuk itu," katanya.
Philip disandera KKB pimpinan Egianus Kogoya sejak 7 Februari sesaat setelah mendaratkan pesawat di lapangan terbang Paro, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan.
Pada 26 Mei lalu, KKB merilis video yang menunjukkan kondisi Philip. Pilot berkebangsaan Selandia Baru itu menyebut KKB akan menembaknya jika tidak ada negosiasi dalam dua bulan.
Pada September lalu, aparat mengklaim Philip masih hidup. Juru Bicara TPNPB-OPM Sebby Sambom juga menyatakan Philip dalam kondisi baik.
"Pilot itu kan tinggal dengan orang, manusia, masih hidup," kata Sebby beberapa waktu lalu.
Komentar
Posting Komentar