Gabungkan 2 Budaya, Ini Konsep Hotel Bintang 5 di Kyoto
:extract_focal()/https%3A%2F%2Fimg2.beritasatu.com%2Fcache%2Fberitasatu%2F960x620-3%2F2023%2F10%2F1697787572-1898x1080.webp)
Ada 147 kamar bergaya Jepang dalam empat lantai di Hotel Dusit Thani Kyoto. Berbagai fasilitas mewah disediakan, seperti pusat kebugaran, kolam renang, restoran, hingga pusat kesehatan yang menawarkan terapi pijat kuno Thailand dan ritual tradisional Jepang.
General Manager Area Kyoto Dusit Internasional, Makoto Yamashita menjelaskan desain dan karya seni yang ditampilkan hotel ini bergaya urban, terinspirasi warisan budaya khas Jepang. Namun, pelayanan di hotel ini mengedepankan budaya Thailand. Petugas hotel menyapa tamu dengan "Sawadikap" khas Thailand.
Makoto juga menyebut Kyoto menjadi kota penting di Jepang. "Wisatawan dari berbagai negara datang ke sini. Orang Indonesia, Asia, sampai Amerika datang ke sini. Kami ke Kyoto untuk memperkenalkan dan mempromosikan wisatawan melalui cabang Dusit Thani ke seluruh dunia," lanjut Makoto.
Prinsip keberlanjutan farm to table
Selain mengombinasikan budaya Jepang dan Thailand dalam pelayanan, pengalaman kuliner di Hotel Dusit Thani Kyoto ini juga menjadi keunggulan. Sajian kuliner mengedepankan prinsip keberlanjutan farm to table. Konsep ini menghidangkan makanan segar yang ditanam petani lokal.
Hotel ini menyuguhkan opsi menu masakan Thailand dan Jepang dari bahan organik. Sayuran ditanam petani lokal di perkebunan area Ohara, Kyoto.
Cluster Executive Chef Dusit Thani Kyoto, Shoji Nakashio mengungkapkan pihaknya menanam sayuran Thailand karena di Jepang tidak memiliki sayuran Thailand dengan kualitas baik.
Selain menyajikan kuliner khas Thailand, restoran Ayatana dari Dusit Thani Kyoto ini menyajikan menu lokal unggulan, seperti Teppanyaki. "Menu makanan yang kami sajikan di restoran Ayatana di Hotel Dusit Thani Kyoto juga ada di restoran Dusit Thani di Thailand, karena kami masih terhubung," ujar Shoji Nakashio saat ditemui Beritasatu.com, Kamis (12/10/2023).
Lokasi dekat wisata warisan UNESCO
Hotel Dusit Thani Kyoto menghadirkan pengalaman lokal dengan menghubungkan tamu dan keunikan masyarakat setempat. Letaknya yang 850 meter dari Stasiun Kyoto, juga dekat dengan berbagai destinasi wisata warisan budaya UNESCO.
Tamu yang menginap dapat berjalan kaki atau menggunakan kendaraan ke berbagai tempat terkenal dunia, seperti kuil Kiyomizu-Dera, kuil Kikakunji atau kuil Pavilion Emas, gerbang dengan kayu-kayu merah di Fushimi Inari, Kyoto Tower hingga Kyoto Nishiki Market.
BACA JUGA
Selain hotel bintang 5, Dusit Internasional juga memberikan pilihan penginapan yang terjangkau bagi pelancong milenial. Hotel ini bernama Asai Kyoto Shijo yang berlokasi area Shijo Karasuma. Dengan menggabungkan budaya Jepang dan Thailand, Asai Kyoto Shijo menjadi alternatif bagi wisatawan yang ingin backpaker.
Asai Kyoto Shijo memiliki 114 kamar yang tediri dari cozy king, comfy twin, comfy king, comfy hollywood twin. Ada tiga kegiatan menarik yang bisa dilakukan tamu di Asai Shijo Kyoto. Pertama, upacara teh yang otentik di konter bar hotel. Kedua, menggambar seni kontemporer untuk mengasah kemampuan artistik para tamu. Ketiga, belajar Kyo Karakami, teknik cetak perajin tradisional yang telah diwariskan di Kyoto sejak periode Heian (794-1185).
Pegiat seni lokal Kyo Karakami, Fujiko Ueda menjelaskan teknik Kyo Karakami ini dibawa dari budaya Tiongkok. Seniman Jepang ribuan tahun lalu membawa teknik ini untuk membuat kertas surat.
"Karakami aslinya dibawa dari Dinasti Tang Tiongkok, tetapi ribuan tahun lalu budaya Jepang mendapat pengaruh besar dari negara lain," ujar Fujiko Ueda kepada Beritasatu.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar